Ternate (Antara Maluku) - Para pedagang pakaian seragam sekolah di Ternate, Maluku Utara, terancam sepi pembeli menyusul adanya kebijakan sekolah yang mewajibkan siswa baru membeli seragam yang disiapkan sekolah.
"Kebijakan sekolah tersebut akan mengakibatkan kami sepi pembeli pada tahun ajaran baru ini, karena sekolah memilih mendatangkan pakaian seragam untuk siswa baru dari luar Malut," kata salah seorang pedagang pakaian seragam sekolah Muhammad Yamin di Ternate, Minggu.
Para pedagang pakaian sekolah di Ternate terpaksa hanya mengharapkan pembeli dari bukan siswa baru, tapi jumlahnya kemungkinan tidak banyak karena mereka umumnya masih memiliki pakaian seragam yang lama.
Ia mengatakan, upaya lain yang mereka lakukan untuk meningkatkan penjualan pakaian seragam sekolah pada tahun ajaran baru ini adalah menyediakan pakaian seragam yang berkualitas bagus dengan harga yang relatif terjangkau.
Pakaian seragam sekolah yang dijual sekolah pada siswa baru umumnya kualitas standar, sehingga siswa baru dari kalangan mampu tetap membeli pakaian seragam sekolah di pasaran setempat yang kualitasnya lebih bagus, tapi ini pun tidak akan banyak.
Ia mengharapkan kepada Pemkot Ternate untuk melarang sekolah menjual pakaian seragam sekolah kepada siswa baru, karena kebijakan sekolah itu akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi kelangsungan usaha para pedagang pakaian sekolah di daerah itu.
Kalaupun sekolah tetap menerapkan kebijakan tersebut, jangan mendatangkan langsung dari luar Malut, tapi membeli pada para pedagang seragam sekolah di Ternate agar bisa membatu menghidupkan usaha penjualan pakaian seragam sekolah di daerah ini.
Pemerhati ekonomi di Ternate Hasbi Yusup MS mengatakan, sekolah dan berbagai pihak di daerah ini, sebaiknya lebih memprioritaskan produk lokal guna mendorong pertumbuhan aktivitas ekonomi di daerah ini.
Kebijakan sekolah di Ternate yang mendatangkan pakaian seragam sekolah dari luar Malut tidak memberi kontribusi kepada peningkatan aktivitas ekonomi di daerah tersebut. Seliain itu akan mendorong keluarnya uang dalam jumlah besar dari Ternate ke luar Malut.
"Jika di Kota Ternate ada 5.000 siswa baru yang harus membeli pakaian seragam dari sekolah maka uang masyarakat setempat yang harus keluar Malut untuk pembelian pakaian seragam itu minimal Rp5 miliar dengan asumsi siswa baru menbelinya Rp1 juta dari sekolah," katanya.