Ambon (ANTARA) - Sejumlah toko penjual baju seragam sekolah di Kota Ambon ramai dengan pembeli, yang mayoritas adalah orangtua yang mempersiapkan anak-anak mereka pada tahun ajaran baru.
Toko seragam sekolah yang ramai terlihat di kawasan Ambon Plaza, Kamis, yang sudah penuh sesak oleh pembeli sejak pagi hari. Mayoritas pembeli adalah ibu-ibu yang membeli baju seragam dan atribut sekolah lainnya seperti tas, sepatu, topi, dasi, bordir label nama sekolah, dan buku tulis.
"Kita harus sabar karena banyak orang yang datang berbelanja baju seragam sekolah untuk keperluan anak masuk tahun ajaran yang baru. Apalagi sekarang sudah masuk sekolah seperti biasa, tidak lagi menggunakan belajar virtual seperti awal masa pandemi COVID-19," kata Betriks, seorang warga yang ditemui saat berbelanja di Toko Nobel.
Ia mengatakan hampir menghabiskan anggaran hingga Rp1 juta untuk pembelian seragam sekolah untuk anaknya yang baru masuk SMA.
Pembeli lainnya, Ona, mengatakan orangtua harus pintar berhemat supaya pengeluaran bisa lebih sedikit saat tahun ajaran baru. Ia mencontohkan, masih menggunakan kemeja putih SD untuk anaknya yang akan masuk SMP dengan cara mengganti simbol sekolah di saku kemeja saja. "Labelnya tinggal dijahit saja," ujarnya.
Baca juga: DPRD SBB akan cek pembangunan SDN Kaiboboo yang mangkrak
Pemilik Toko Nobel, Cia, mengatakan dirinya tidak menaikkan harga baju seragam sekolah maupun atribut lainnya pada tahun ini. Harga seragam untuk anak SD hingga SMP berkisar Rp120.000 hingga Rp130.000 per buah tergantung ukurannya. Sedangkan seragam untuk anak SMA sederajat berkisar Rp200.000 hingga Rp220.000 per buah. Untuk harga bordir simbol sekolah berkisar Rp3.000 hingga Rp5.000 per buah.
"Pengunjung yang datang berbelanja cukup banyak mencapai ratusan orang setiap hari sejak awal bulan Juli," ujarnya.
Sementara itu, Selly, pemilik Toko Meter mengakui penjualan seragam sekolah sejak awal pekan kedua bulan Juli cukup ramai karena hampir semua orangtua mencari baju seragam. Meski begitu, ia mengatakan angka penjualan sedikit sekali terjadi peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Namun, Selly memaklumi hal tersebut karena ini baru awal dari sekolah tatap muka dan berharap ke depan angka penjualan lebih meningkat. Karena itu, penjual juga tidak memanfaatkan momen tahun ajaran ini untuk mencari untung sebanyak-banyaknya dengan menaikkan harga.
"Sudah dua tahun belakangan ini anak-anak tidak sekolah tatap muka, dan sekarang tahun ajaran 2022-2023 baru mereka masuk sekolah. Sudah pasti orangtua harus membeli seragam yang baru untuk mereka masuk sekolah seperti biasa lagi, harganya juga biasa saja, perubahannya sedikit sekali," katanya.
Baca juga: Orang tua murid di Ambon agar laporkan pungli PPDB, identitas pelapor harus dilindungi