Ambon (Antara Maluku) - Tim dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung akan meneliti guncangan gempa di Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, yang terjadi sejak awal Juni 2012.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) Maluku Kifly Wakanno di Ambon, Kamis, mengatakan PVMBG akan mengirimkan empat ahli untuk melakukan penelitian di Pulau Nusalaut sehubungan gempa yang meresahkan masyarakat di sana dan Pulau Saparua, Haruku dan Ambon.
"Kami sedang berkoordinasi untuk kedatangan tim tersebut yang dijadwalkan tiba di Ambon dalam waktu dekat guna melakukan penelitian maupun pengkajian sehingga tidak mengakibatkan masyarakat mengalami trauma berkepanjangan," ujarnya.
Menurut dia, saat ini masyarakat resah akibat berkembangnya isu bakal terjadi patahan besar akibat munculnya gunung api baru di laut perbatasan pulau Nusalaut dan perairan desa Ouw, Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
Isu lainnya bahkan menyatakan akan terjadi gelombang pasang (tsunami) besar.
"Jadi masyarakat jangan terprovokasi dengan penyebaran pesan singkat (sms) maupun BBM menyesatkan tersebut. Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu telah menyikapi masalah tersebut dengan mengarahkan Kadis ESDM, Bram Tomasoa untuk meninjau pulau Nusalaut," tandas Kifly.
Kepala Dinas ESDM Maluku Bram Tomasoa membantah isu berkembang munculnya gunung api baru di laut perbatasan pulau Nusalaut dan pulau Saparua.
"Itu (sms maupun bbm) tidak bertanggung jawab karena berdasarkan laporan BMGK maupun Stasiun Geofisika Ambon pusat gempa berada di kedalaman laut rendah (kurang dari 10 KM) di bawah laut dengan tiga guncangan terasa setempat (MMI)," ujarnya.
Catatan seismograf Stasiun Geofisika Ambon guncangan gempa di pulau Nusalaut sejak 1 - 16 Juni 2012 lebih dari 100 kali.
Pulau Nusalaut - Saparua - Haruku - Ambon merupakan daerah penajaman dari busur Banda dengan bukti adanya air panas di daerah tersebut.