Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu di Ambon, Sabtu malam (18/8) menabuh beduk menandai pawai takbiran menyambut 1 Syawal 1433 Hijriah.
Sejumlah tokoh dan pejabat dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Maluku, para pimpinan agama, Wakil Wali Kota Ambon Sam Latuconsina, dan Ketua DPRD Kota Ambon Reinhard Toumahu ikut menabuh beduk berukuran besar itu.
Pawai takbiran diawali doa yang dibawakan Ketua Muhamadiyah Wilayah Maluku Abdul Madjid Makassar.
Gubernur Ralahalu mengakui pesta iman kemenangan umat Islam di Maluku atas sebulan menunaikan Ibadah Suci Ramadhan diwarnai keprihatinan terkait adanya belasan ribu pengungsi akibat musim hujan sejak 1 Mei 2012, puncaknya 1 Agustus 2012 dengan korban jiwa belasan orang di Kota Ambon maupun Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
"Saya atas nama pemerintah, keluarga dan pribadi menghaturkan permohonan maaf dan selamat merayakan 1 Syawal 1433 Hijriah dengan harapan Umat Islam di Maluku tawakal menghadapi cobaan, menyusul banjir dan tanah longsor yang penanganannya membutuhkan anggaran lebih dari Rp1 triliun," tandasnya.
Sementara itu, Ketua PHBI Maluku Husein Toisutta menyatakan rasa syukur bahwa daerah ini sukses menyelenggarakan MTQ tingkat nasional ke -24 di Ambon, 8 - 15 Juni 2012 berkat keharmonisan hidup seluruh warga masyarakat di provinsi ini.
"Kami dambakan jalinan keharmonisan angtarumat beragama yang dicerminkan sehingga MTQ tingkat nasional itu sukses menjadi motivasi untuk menangani dampak bencana akibat longsor dan banjir," ujarnya.
Ia juga menghaturkan terima kasih kepada pengurus maupun anggota Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AM-GPM) dan PMKRI Maluku yang berperanserta menyukseskan Ramadhan, pawai takbiran hingga Sholat Id 1 Syawal 1433 Hijriah.
"Ini aset Maluku yang memperkaya khasanah budaya nasional sehingga harus dilestarukan karena merupakan warisan leluhur," tandasnya.
Sebagian umat lebaran
Sementara itu, sebagian umat Islam di sejumlah desa kabupaten Maluku Tengah, Jumat (17/8) malam, sudah menggelar takbiran menyambut Idul Fitri 1433 Hijriah.
Umat Islam yang telah melaksanakan malam takbiran di Maluku Tengah berada di desa Kabau dan Kailolo di Pulau Haruku, juga desa Wakal dan Tengah-Tengah di Pulau Ambon.
Seorang tokoh pemuda Desa Kabau, Taher Karepessina, yang dihubungi melalui telepon genggamnya, mengakui warga di desanya menggelar malam takbiran lebih awal karena disesuaikan dengan waktu pelaksanaan puasa yang oleh warga di Maluku disebut "Kepala Puasa" yakni sehari lebih awal dari jadwal yang ditetapkan secara nasional.
"Tradisi warga desa Kabau berpuasa dan merayakan Lebaran sehari lebih awal dari jadwal yang ditetapkan secara nasional, sudah dilakukan secara turun-temurun dan hanya dilakukan dengan cara melihat bulan," ujarnya.
Ketua PHBI Maluku Husein Toisutta mengatakan, tidak menjadi masalah bila ada umat Islam di Maluku yang melaksanakan malam takbiran lebih awal dari keputusan yang ditetapkan secara nasional.
"Kami tetap berpatokan pada keputusan pemerintah, tapi tidak masalah bagi warga yang menunaikan puasa dan malam takbiran lebih awal, karena sudah merupakan warisan leluhur dengan berpatokan pada posisi bulan," katanya.
Menurut dia, perayaan malam takbiran untuk meluapkan kegembiraan umat merayakan kemenangan lebih awal dari jadwal yang ditetapkan secara nasional tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
"Yang paling penting umat Muslim dapat memaknai peristiwa kemenangan ini dengan benar serta melaksanakan sunnah Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan setiap hari," ujar Husein Toisutta.
Gubernur Maluku Tabuh Beduk Tandai Pawai Takbiran
Sabtu, 18 Agustus 2012 21:09 WIB