Ambon (Antara Maluku) - Banyaknya pangan jajanan anak sekolah (PJAS) mengandung mikroba atau bahan beracun lainnya akan berdampak pada gangguan kesehatan dan, untuk itu, dibutuhkan pengawasan lintas sektoral secara terpadu, kata Sekda Maluku, Ros Farfar di Ambon, Sabtu.
"Perlu ada upaya sinergitas bersama dalam membangun kemitraan dengan lintas terkait, terutama yang memiliki tugas dan program pangan jajanan anak sekokah di tingkat provinsi maupun seluruh kabupaten dan kota," katanya.
Kerja sama ini bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memadai sebagai bentuk perwujudan dari Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) secara nasional.
Menurut Sekda, dirinya sangat menyambut baik kegiatan sosialisasi PJAS melalui 'focus group discussion' lintas sektor di tingkat provinsi yang digelar Balai Pengawasan Obat dan Makanan Ambon.
Langkah seperti ini sangat strategis mengingat saat ini banyak beredar PJAS yang tidak sehat dan higienis akibat mengandung bakteri, formalin atau boraks hingga pemakaian zat pewarna yang ditemukan Balai POM Ambon.
"Masa inkubasi dari bahan-bahan beracun dalam tubuh ini cukup lama dan nantinya bisa menyebabkan kerusakan ginjal, hati atau kanker di masa datang," kata Ros Farfar.
Penggunaan aneka bahan beracun yang dicampur dengan makanan lalu dijual di kantin sekolah maupun pedagang keliling sangat berbahaya, terutama bagi anak-anak.
"Apalagi asupan gizi untuk anak sejak usia dini sangat diperlukan. Jadi, kalau tidak dilakukan pengawasan secara terpadu maka aktivitas penjualan pangan jajanan anak sekolah ini akan terus berlangsung," kata Sekda.
"Pengawasan yang dibutuhkan secara terpadu mencakup upaya pembinaan terhadap produsen atau penjual makanan maupun memberikan penyuluhan yang kontinyu kepada konsumen akan pentingnya mengonsumsi makanan yang sehat," tambahnya.
Jajanan Anak Sekolah Harus Diawasi
Minggu, 16 September 2012 13:23 WIB