Ambon (Antara) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan Ambon dan dinas kesehatan setempat akan melakukan pembinaan bagi pedagang jajanan sekolah.
"Pembinaan diperlukan karena dari hasil pengujian masih ditemukan pangan yang belum memenuhi unsur kebersihan," kata Kepala BPOM Ambon Sandra Lintin, Rabu.
Menurut dia hasil uji sampel jajanan anak sekolah belum memenuhi unsur kebersihan sehingga pangan mengandung kuman.
"Jajanan yang dijual di sekolah seperti es, agar-agar, kue dan permen buatan pedagang terkontaminasi kuman dan berdampak pada gangguan pencernaan anak-anak," katanya
Sandra mengatakan pihaknya telah mengirimkan foto hasil uji laboratorium dan menyebaran brosur dan pamflet ke pedagang.
Foto hasil uji laboratorium, katanya telah dikirimkan ke pedagang dengan tujuan agar pedagang melihat langsung dampak yang akan ditimbulkan bila pangan yang dijual mengandung kuman atau bahan berbahaya.
"Jika pada pengujian selanjutnya masih ditemukan pedagang yang tidak memperhatikan unsur kebersihan maka kami akan melakukan pembinaan," ujarnya.
Ia menjelaskan, uji sampel menggunakan metode intervensi A yakni pangan langsung dibawa ke laboratorium untuk diuji pangan layak atau tidak dikonsumsi anak-anak.
"Ada tiga jenis pengujian yakni intervensi A diuji di laboratorim, intervensi B langsung uji di lokasi menggunakan mobil laboratorium keliling, dan cara C yakni penyebaran brosur dan pamflet ke setiap sekolah," ujarnya.
Uji sampel dilakukan di sembilan sekolah di Maluku yakni Kota Tual dua sekolah, Kabupaten Maluku Tengah dua sekolah, dan lima SD di Kota Ambon.
Sandra berharap kegiatan tersebut dapat menyadarkan pelaku usaha untuk menjual jajanan sesuai prosedur dan terjamin kesehatannya.
"Anak-anak merupakan generasi penerus dan investasi bangsa, karena itu penjual makanan diwajibkan mengikuti prosedur yang ditetapkan sehingga tidak merusak masa depan generasi muda," katanya.