Ambon (ANTARA) - Bupati Maluku Tenggara Thaher Hanubun meminta aparat keamanan, baik TNI dan Polri maupun jajaran terkait untuk mengawal ketat pelaksanaan tahapan Pemilu 2024 guna menghindari berbagai aksi yang bisa menyebabkan konflik di daerah itu.
"Kita perlu belajar dari pengalaman pemilu tahun-tahun sebelumnya, di mana kotak suara pernah dibakar dan dibuang ke laut oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab," kata Thaher yang dihubungi dari Ambon, Selasa.
Dia mengatakan berdasarkan pengalaman tersebut maka peran aktif serta kerja sama semua pihak, terkhusus aparat keamanan yang ditugaskan melakukan pengamanan pemilu dapat mengawasi segala bentuk kejahatan dan masalah lain yang timbul saat berlangsungnya pesta demokrasi lima tahunan ini.
Menurut dia, keterlibatan semua unsur keamanan dalam meminimalisir hal ini sangat penting, sebab peristiwa seperti ini sudah pernah terjadi dan terkadang sampai kotak suara ditemukan hanyut di laut.
"Masalah seperti ini bisa terjadi sebab wilayah Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari pulau-pulau, dan penyaluran logistik pemilu yang melalui jalur laut menjadi peluang bagi orang tidak bertanggung jawab melakukan aksinya," ujarnya.
Dia berharap seluruh jajaran mulai dari tingkat desa atau ohoi bekerja sama dengan pihak perlindungan masyarakat (Linmas) untuk mengawasi pelaksanaan hingga penyelenggaraan pemilu, sehingga pesta demokrasi bisa berjalan baik dan lancar tanpa disertai insiden.
Thaher menyebut Kecamatan Kei Besar cukup jauh dari pusat pemerintahan yang ada di Pulau Langgur, sehingga saat penyaluran dan pendistribusian logistik pemilu maka aparat keamanan perlu mengawal ketat proses tersebut.
"Langkah antisipatif ini perlu dilakukan agar tidak lagi terjadi konflik akibat hilangnya kotak suara," ujar Bupati.