Ambon (Antara Maluku) - Direktur Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LAPPAN), Bai Hadjar Tualeka, menyumbangkan Rp30 juta dari penghargaan Saparinah Sadli Award kepada perempuan korban bentrok antarwarga di Ambon pada 11 September 2011.
"Bonus uang tunai Rp30 juta yang saya dapat dari penghargaan Saparinah Sadli kemarin (7/11) akan disumbangkan untuk membangun rumah memorialisasi dan pemulihan perempuan di wilayah konflik," kata Bai Hadjar Tualeka kepada ANTARA di Ambon, Minggu.
Tidak hanya rumah memorialisasi dan pemulihan, Tualeka juga berencana membangun rumah belajar bersama untuk gerakan perempuan dengan uang tersebut, di kawasan Waringin, Kecamatan Nusaniwe.
"Pembangunannya akan dilakukan di bekas rumah saya yang terbakar saat bentrok antarwarga, 11 September lalu," ucapnya.
Ia mengatakan, penghargaan Saparinah Sadli Award untuk isu multikultulturalisme perdamaian dan keadilan gender diberikan kepada dirinya, merupakan milik semua wanita di Maluku yang berjuang untuk pemenuhan hak-hak perempuan di wilayahnya masing-masing.
"Penghargaan ini saya persembahkan untuk semua wanita yang berkiprah dalam perdamaian, juga untuk komunitas perempuan dan anak-anak korban kekerasan yang sudah mendorong, memotivasi saya untuk belajar, bertahan, dan mentransformasi diri berjuang bagi mereka," ucapnya.
Tualeka menjelaskan, dirinya tidak menyangka bisa terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan Saparinah Sadli Award, yang digelar di Jakarta pada 7 November 2012.
"Saya sendiri tidak tahu dengan mekanisme penjuriannya dan kenapa bisa terpilih dari 22 nominator yang ada. Saya hanyalah perantara untuk penghargaan bagi semua perjuangan perempuan di Maluku," ujarnya.
Ia berharap penghargaan Saparinah Sadli dapat memotivasi wanita lainnya di Maluku untuk terus berjuang dan bekerja demi pemenuhan hak-hak perempuan dan anak, khususnya korban kekerasan dan konflik.
"Saya berharap penghargaan itu bisa menjadi kebanggaan bagi semua perempuan yang telah sama-sama berjuang. Semoga bisa terus memacu kita untuk tetap mendedikasikan diri terhadap apa yang telah kita kerjakan selama ini," ucapnya.
Sutradara Nia Dinata, salah satu juri dalam penganugrahan Saparinah Sadli Award mengatakan, Bai Hadjar Tualeka dinilai layak mendapatkan penghargaan tersebut, karena dedikasi dan perjuangannya di bidang gender dan multikulturalisme selama 14 tahun.
"Dia pantas mendapatkannya karena dedikasinya, selain itu dia juga korban konflik. Salah satu poin penting penilaian kami, penerima penghargaan juga pernah menjadi korban," katanya.