Ternate (Antara Maluku) - Dinas Kesehatan Maluku Utara melibatkan kader PKK di setiap desa/kelurahan untuk membantu mencegah terjadinya kematian ibu melahirkan di wilayah masing-masing.
"PKK memiliki 10 program, salah satu di antaranya bidang kesehatan, yang didalamnya mencakup masalah kesehatan ibu melahirkan, jadi melibatkan PKK untuk mencegah kematian ibu melahirkan sangat tepat," kata Kadis Kesehatan Malut dr Chairnisa Amal di Ternate, Kamis.
Apalagi kader PKK ada di setiap desa/kelurahan, sehingga melibatkan mereka untuk membantu mencegah kematian ibu melahirkan sangat efektif, terutama di desa atau pulau terpencil yang jauh dari bidan atau puskesmas.
Ia mengatakan para kader PKK tersebut tidak menangani masalah medis terkait ibu melahirkan, hanya melakukan motivasi dan pendampingan kepada ibu hamil di wilayahnya untuk merawat kehamilannya dengan baik.
Kader juga akan selalu mengingatkan para ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan sehat serta rutin memeriksakan kehamilan ke bidan atau puskesmas, termasuk mengantar ibu hamil yang akan melahirkan ke rumah tunggu bersalin atau puskesmas.
Menurut Chairnisa upaya lainnya yang dilakukan Dinas Kesehatan Malut untuk mencegah kematian ibu melahirkan adalah menempatkan bidan minimal seorang bidan di setiap desa, bahkan pada desa yang jumlah penduduknya banyak dan terbagi dalam beberapa pulau kecil bisa sampai tiga bidan.
Penempatan bidan di setiap desa tersebut dilakukan melalui penerimaan CPNS atau memanfaatkan bidan PTT (Pegawai Tidak Tetap) yang dibiayai oleh Kementerian Kesehatan maupun pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/ kota.
"Kami juga terus mengupayakan pembangunan rumah tunggu bersalin dengan memanfaatkan rumah warga yang berdekatan dengan puskesmas serta terus membangun sarana kesehatan di seluruh wilayah Malut, termasuk menempatkan para dokter di setiap puskesmas itu," katanya.
Angka kematian ibu melahirkan di Malut tercatat 45/100 ribu kelahiran dengan penyebab utama masih rendahnya kesadaran ibu hamil dalam mempersiapkan kelahiran bayinya serta seringnya ibu hamil terlambat dirujuk ke puskesmas saat akan melahirkan.