Ternate (Antara) - Wartawan harian Mata Publik Ternate, Aroby Kilerley (27), korban penembakan aparat kepolisian saat unjuk rasa mahasiswa menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak di Ternate, Maluku Utara, dirujuk ke Jakarta.
"Proyektil peluru yang bersarang di sela tulang paha korban sulit dikeluarkan karena peralatan di RSUD Chasan Boesoerie Ternate belum memadai, jadi harus dirujuk ke Jakarta," kata Dokter Bedah RSUD Chasan Boesoerie Ternate, dr Teguh di Ternate, Selasa.
Arobi Kilerley diterbangkan ke Jakarta pada Selasa siang dan rencananya akan menjalani operasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati Jakarta sesuai dengan arahan dari pihak Polda Maluku Utara.
Ia mengatakan, khusus untuk enam mahasiswa yang juga menjadi korban penembakan aparat kepolisian pada Selasa kemarin masih menjalani perawatan di RSUD Chasan Boesoerie Ternate dan mereka masih bisa ditangani oleh tim medis di RSUD tersebut.
Keenam korban tersebut kini kondisinya stabil dan sebagian diantaranya telah menjalani operasi pengangkatan proyektil peluru yang bersarang di kaki mereka.
Kabid Humas Polda Maluku Utara AKBP Hendri Badar ketika dihubungi mengatakan, seluruh biaya perawatan wartawan harian Mata Publik Aroby Kilerley, termasuk enam korban lainnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Polda Maluku Utara.
Polda Maluku Utara sedang mengusut terjadinya insiden penembakan yang terjadi di kawasan Kelurahan Ngade tersebut dan jika peristiwa itu terjadi ada pelanggaran hukum maka oknum polisi yang melakukan penembakan akan diproses secara hukum.
Sementara itu, keluarga wartawan Aroby Kilerley yang menjadi korban penembakan tersebut, Faisal Kilerley meminta kepada Polda untuk mengusut tuntas insiden tersebut, karena Aroby saat itu sedang melakukan tugas jurnalistik.
Keluarga korban sedang menunggu hasil pemeriksaan terhadap insiden tersebut dan jika pihak Polda Maluku Utara tidak menanganinya secara serius, mereka akan melakukan upaya hukum.
Wartawan Korban Penembakan Dirujuk ke Jakarta
Selasa, 18 Juni 2013 15:14 WIB