Ambon (ANTARA) - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon Maluku mengikuti program pertukaran mahasiswa yang dilakukan oleh Asian Medical Students Association (AMSA) ke Thailand.
“Untuk terpilih dalam program pertukaran mahasiswa ini tidak ada kriteria khusus dari AMSA, yang perlu dilakukan hanya melengkapi berkas seperti motivation letter dan beberapa berkas lain, dari situ akan diseleksi oleh regional chair person atau ketua AMSA Indonesia,” kata Mahasiswa FK Unpatti Athalya Leonni Rumahlatu di Ambon, Rabu.
Leonni menjelaskan, program pertukaran mahasiswa yang dilakukan oleh AMSA tersebut bertajuk Asian Medical Students’ Exchange Program atau biasa disebut AMSEP.
Program pertukaran mahasiswa ini dapat diikuti oleh seluruh anggota AMSA-Indonesia dan twinning chapter terkait.
Pada kesempatan itu Leonni berkesempatan menimba ilmu di Sekolah Tinggi Kedokteran Putri Srisavangadhana (PSCM) Chulabhorn Royal Academy Thailand.
“Dari Indonesia ada sebanyak 10 orang, terdiri atas mahasiswa Unpad, UGM, Universitas Palangkaraya, UPN Veteran Jakarta, Unnes, Undip, Atmajaya, dan saya sendiri dari Unpatti,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan tersebut berfokus pada tiga aspek yakni akademik, sosio kultural, dan layanan masyarakat.
“Kami melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Chulabhorn untuk mengenal dan memperlajari cara menangani pasien kanker dan belajar mengenai kesehatan reproduksi perempuan, serta kami juga mengunjungi museum dan tempat-tempat bersejarah di sana,” katanya.
Selain itu, kata Leonni, ia bersama rekan-rekan lainnya juga berkesempatan belajar dan mengunjungi Museum Kadaver untuk mempelajari Kadaver itu sendiri.
“Kami juga membantu masyarakat setempat untuk membersihkan lingkungan, membuat poster dan mempresentasikannya kepada masyarakat setempat. Dari sana kami bisa belajar terkait kesehatan dan lingkungan,” katanya.
Menurut Leonni, satu hal yang dapat dicontoh dari Negara Thailand adalah masyarakatnya yang terbuka mengenai kesehatan perempuan dan reproduksi, mereka tak segan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala tertentu pada organ reproduksinya.
“Hal itu bisa kita jadikan contoh agar perempuan di Indonesia dapat lebih terbuka terkait kesehatan organ reproduksinya,” kata mahasiswa semester empat FK Unpatti itu.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan III FK Unpatti dr Ony Wibriyono Angkejaya mengatakan, pihaknya mendukung penuh segala kegiatan akademik dan non akademik yang diikuti oleh mahasiswanya.
“Fakutas mendukung sebisa mungkin karena ini penting untuk mereka dan adik-adik mereka nanti. Ini membuka peluang dan relasi di sana agar kedepannya adik-adik mereka yang ingin seperti mereka bisa langsung belajar pada mereka,” katanya.
Selain itu, menurut dr Ony, prestasi yang diraih para mahasiswa juga dapat meningkatkan Indikator Kinerja Utama (IKU) universitas.