Oecusse, Timor Leste (Antara Maluku) - Menteri Dalam Negeri Timor Leste Jorge da Conceicao Teme menyesalkan sikap seorang bupati di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang melarang warganya mengunjungi saudara-saudara mereka di Oecusse, hanya karena ada persoalan tapal batas di Naktuka dan beberapa lokasi di wilayah Oecusse dengan Kabupaten Timor Tengah Utara.
"Sengketa tapal batas antarnegara adalah urusannya Dili dan Jakarta, bukan berarti kita harus melarang warga kita untuk saling mengunjungi satu sama lain. Kita memang beda negara, tetapi kita adalah satu saudara sebagai sesama orang Timor," kata Mendagri Jorge kepada Antara di Oecusse, Timor Leste, Sabtu.
Oecusse adalah wilayah kantung (enclave) Timor Leste yang diapiti langsung oleh tiga kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yakni Kabupaten Belu, Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang.
Masih ada beberapa titik tapal batas darat antara ketiga kabupaten di Indonesia itu dengan Oecusse yang sampai sekarang belum terselesaikan oleh kedua negara.
Mendagri Jorge yang juga alumnus Universitas Satya Wacana Salatiga, Solo, Jawa Tengah itu mengatakan proses penyelesaian tapal batas antara kedua negara tetap terus dilakukan.
"Masalah tapal batas terus berproses. Dalam situasi ini, tidak ada alasan bagi siapa pun untuk melarang warganya untuk saling mengunjungi, karena kita adalah satu saudara meski berbeda warga negara," ujar mantan pelajar Seminari Menengah Lalian Atambua itu.
Timor Leste baru merayakan kemerdekaannya pada 20 Mei 2002 setelah menyatakan berpisah dengan Indonesia melalui referendum pada Agustus 1999 yang diselenggarakan oleh PBB.
Oecusse yang terkenal aman dan bebas dari pergolakan politik di Dili, Ibu Kota Negara Timor Leste itu ikut "membara" pascareferendum pada 1999.
Bangunan-bangunan yang dibakar pada saat itu masih menyisakan puing-puing kehancuran di desa kota yang terletak di tepian Laut Timor itu.
Sebagian besar penduduk di distrik tersebut lari menyelamatkan diri ke keluarga mereka yang tinggal dan menetap di wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara, Belu dan Kabupaten Kupang, NTT.
Ketika situasi di desa kota itu dilaporkan aman dan terkendali, mereka kemudian kembali membangun distrik tersebut dari puing-puing kehancuran.
"Ini sebuah masa lalu yang mengharukan, tetapi sekarang kita harus membangun kembali hubungan persahabatan dan persaudaraan di antara kita sebagai sesama orang Timor," ujar Mendagri Jorge.
Persaudaraan dan persahabatan itu sudah ditunjukkan Timor Leste dengan mengangkat Cancio Koa (36), salah seorang putra asal Timor Tengah Utara, NTT sebagai Wakil Distrik Oecusse.
"Saya asli dari Timor Tengah Utara dan isteri saya juga dari sana (Timor Tengah Utara), tetapi sekarang kami sudah menjadi warga negara Timor Leste. Ini sebuah pilihan politik, karena saya sudah lama tinggal di Oecusse jauh sebelum Timor Leste merdeka," kata Cancio Koa kepada Antara.
Mendagri Jorge mengatakan hubungan persahabatan di antara kedua negara dan di antara sesama orang Timor sangat dibutuhkan, karena Timor Leste masih memiliki ketergantungan ekonomi yang tinggi dari Indonesia.
"Sembako yang kami nikmati sekarang semuanya dari Indonesia. Untuk apa kita harus mempersulit lagi hubungan di antara kita hanya karena belum tuntasnya tapal batas antara kedua negara," katanya menegaskan.
Mendagri Timor Leste Sesalkan Larangan Bupati NTT
Sabtu, 21 September 2013 7:42 WIB