Ambon (ANTARA) - Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Maluku, menggencarkan studi terkait pemanfaatan Rizomakteria untuk meningkatkan produksi tanaman budi daya di Maluku guna mendukung program ketahanan pangan.
“Hal itu dikemas dalam kuliah umum dengan tema potensi pertanian organik kepulauan sebagai food estate untuk ketahanan pangan,” kata Dekan Fakultas Pertanian Unpatti Prof August Pattiselano di Ambon, Rabu.
Dalam kuliah umum itu menghadirkan mahasiswa serta para pakar bidang pertanian di Maluku seperti Dr Henry Kesaulya, Dr A. K. Kilkoda, dan Dr Jeanne Ivonne Nendissa.
Dalam pemaparan materi, para narasumber menyoroti pentingnya inovasi dalam pertanian organik untuk meningkatkan kesejahteraan pangan. Salah satu topik yang dibahas adalah pemanfaatan Rizomakteria dalam meningkatkan produksi tanaman budi daya.
Menurut Dr Henry Kesaulya, Rizomakteria (Rhizomycota) merupakan kelompok jamur yang memainkan peran penting dalam ekosistem. Mereka hidup di tanah dan berperan sebagai dekomposer yaitu organisme yang menguraikan bahan organik menjadi nutrisi yang dapat digunakan oleh tanaman.
“Ciri-ciri Rizomakteria yang membedakannya dari kelompok jamur lainnya adalah hidup di tanah, terutama di daerah dengan kandungan bahan organik tinggi, berbentuk seperti benang atau hifa, mempunyai struktur seperti rizoid (akar jamur) yang digunakan untuk menyerap nutrisi dari tanah,” katanya.
Kemudian menguraikan bahan organik menjadi nutrisi yang dapat digunakan oleh tanaman dan berperan sebagai dekomposer dan memainkan peran penting dalam siklus nutrisi tanah
“Contoh Rizomakteria yang umum ditemukan adalah Rhizopus (jamur roti), Mucor (jamur yang hidup di tanah dan menguraikan bahan organik), dan Phycomyces (jamur yang hidup di tanah dan menguraikan bahan organik),” tuturnya.
Senada dengan hal itu Dr A. K. Kilkoda merinci bahwa peran Rizomakteria dalam ekosistem sangat penting karena dapat menguraikan bahan organik menjadi nutrisi yang dapat digunakan oleh tanaman, membantu meningkatkan kesuburan tanah, berperan sebagai dekomposer, dan memainkan peran penting dalam siklus nutrisi tanah
“Dan membantu mengurangi polusi tanah dengan menguraikan bahan organik yang tidak diinginkan,” ujarnya.
Selain itu mereka juga membahas strategi manajemen gulma sebagai salah satu komponen dalam tindakan budi daya guna meningkatkan produktivitas tanaman.
Kuliah umum ini diharapkan bukan hanya menjadi ajang akademik semata, tetapi juga sebagai sarana untuk memperluas wawasan mahasiswa serta membangun kesadaran mereka terhadap isu-isu pertanian.
Dengan adanya kuliah umum ini juga, kata Dekan, diharapkan mahasiswa dapat memiliki wawasan yang lebih luas serta siap berkontribusi dalam pengembangan pertanian organik yang berkelanjutan demi mendukung ketahanan pangan di Indonesia.