Ambon (ANTARA) - Bunda Generasi Berencana (Genre) Maluku Maya Beby Lewerissa memfokuskan menekan angka kekerasan pada anak untuk membentuk masa depan yang lebih baik bagi anak-anak.
“Salah satu masalah yang masih sering terjadi adalah kasus kekerasan pada anak. Hal itu tentu berpengaruh pada masa depan anak-anak kita,” kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Sabtu.
Pasalnya berdasarkan data terakhir, kasus kekerasan terhadap anak di Maluku menunjukkan angka yang signifikan dan memprihatinkan.
Pada Oktober 2023, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Masyarakat, dan Desa (DP3AMD) Kota Ambon mencatat 109 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan total 121 korban (91 perempuan dan 31 laki-laki)
Kemudian data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simponi) menunjukkan bahwa pada Juni 2025, terdapat 135 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, dengan 92 korban di antaranya adalah anak-anak.
Selanjutnya dalam rentang waktu 2024 dan 2025, Polres Buru menangani 36 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, termasuk tiga kasus kekerasan seksual terhadap anak kandung dan anak tiri.
Oleh sebab itu pihaknya pun bersama Pemerintah Provinsi Maluku mendorong peningkatan koordinasi antar lembaga dan penguatan kebijakan untuk penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak secara lebih efektif dan terintegrasi.
“Saya berharap Bunda-Bunda GenRe kabupaten/kota juga dapat berjalan dalam arah perjuangan yang sama, yang pertama dan strategis untuk kita lakukan adalah berperan aktif dalam penguatan Forum GenRe di Kabupaten Kota masing-masing, sebagai wadah ekspresi, kreativitas, dan edukasi bagi remaja,” katanya.
Selain persoalan kekerasan pada anak, adapun empat isu yang menjadi fokus utama Bunda Genre Maluku adalah terkait angka pernikahan dini, penyalahgunaan narkoba pada remaja, prevalensi stunting dan pemerataan akses informasi dan pendidikan di Maluku.
“Kami juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, organisasi perempuan, tokoh masyarakat, hingga dunia pendidikan untuk bersinergi menciptakan ekosistem yang mendukung tumbuh kembang remaja Maluku secara optimal,” katanya.