Ambon (ANTARA) - Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Maluku berhasil mencapai 54 persen Luas Tambah Tanam (LTT) padi per Agustus 2025 dari target pusat.
“Berdasarkan data per 30 Agustus 2025, pencapaian LTT di Maluku telah mencapai 54 persen dari target pusat dan 71 persen dari target daerah,” kata Kepala BRMP Maluku Gunawan, di Ambon, Minggu.
Ia menyatakan, capaian target tersebut dengan lahan seluas 2.238 hektar yang tersebar di empat kabupaten sentra padi sawah, yaitu Kabupaten Buru, Maluku Tengah, Seram Bagian Barat (SBB), dan Seram Bagian Timur (SBT).
Untuk mencapai target ini, BRMP Maluku terus berperan aktif dalam mengawal, mendampingi, serta mengkoordinasi para petani dan kelompok tani untuk menanam padi sesuai dengan luasan target yang telah ditentukan.
Selain itu, ia juga melaksanakan bimbingan teknis budidaya padi, baik padi sawah maupun padi gogo, yang diberikan kepada penyuluh daerah dan petani di wilayah Maluku.
Dalam upaya pencapaian LTT ini, BRMP Maluku berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Pertanian Provinsi, Dinas Pertanian Kabupaten, penyuluh pertanian, Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Ambon, Balai Wilayah Sungai (BWS), Bulog, dan Kodim. “Kolaborasi ini menjadi kunci untuk mempermudah koordinasi dan mempercepat pencapaian target,” ujarnya.
Ia mengaku, meskipun sudah menunjukkan hasil yang positif, namun masih terdapat beberapa kendala di lapangan, seperti masalah kalender musim tanam oleh petani dan kondisi bendungan irigasi yang perlu perbaikan, terutama di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
BRMP terus berusaha mencari solusi dengan berkoordinasi bersama instansi terkait untuk mengatasi masalah-masalah ini. Dengan semangat kolaborasi dan kerja keras bersama, BRMP Maluku berharap dapat memenuhi target LTT untuk mendukung ketahanan pangan di wilayah tersebut.
Diketahui, Luas Tambah Tanam (LTT) padi merupakan indikator penting dalam pembangunan pertanian, yang menggambarkan bertambahnya luas areal sawah yang ditanami dalam periode tertentu.
LTT menjadi tolok ukur capaian program tanam, karena semakin luas areal yang berhasil ditanami, semakin besar pula potensi produksi padi yang akan mendukung ketersediaan pangan.
Dengan kata lain, LTT tidak hanya mencerminkan aktivitas fisik penanaman, tetapi juga menjadi ukuran strategis dalam mengejar kemandirian pangan daerah maupun nasional.
