Ternate, 20/10 (Antaranews Maluku) - Perbankan di Maluku Utara (Malut) diminta mempermudah permohonan kredit untuk pelaku usaha yang akan mengembangkan usaha perikanan, guna memaksimalkan pemanfaatan potensi perikanan di daerah ini.
"Potensi perikanan di Malut sangat besar, tetapi para pelaku usaha setempat kesulitan untuk menggarapnya terutama karena memiliki keterbatasan modal," kata Ketua Asosiasi Usaha Mikro Kecil Menengah Indonesia (Asmikindo) Malut, Kasman Hi Ahmad di Ternate, Jumat.
Akibatnya, potensi perikanan Malut yang setiap tahunnya bisa mencapai sedikitnya 1 juta ton lebih banyak dinikmati nelayan dari provinsi lain, termasuk dari negara tetangga yang memiliki sarana usaha penangkapan lebih memadai.
Menurut dia, perbankan di Malut selama ini terkesan kurang memberi perhatian serius terhadap permohonan kredit yang diajukan pelaku usaha untuk modal usaha perikanan, terutama pelaku usaha yang masih masuk kategori UMKM.
Perbankan sepertinya khawatir menyalurkan kredit untuk modal usaha seperti perikanan karena dinilai rawan mengalami kemacetan dalam pengembaliannya dan sikap perbankan seperti itu tentu dapat dipahami.
Padahal sebenarnya, kata Kasman Hi Ahmad, usaha di sektor perikanan di Malut memiliki prospek cerah, sehingga kalau pelaku usaha yang bergerak di sektor ini bisa mengembalikan modal yang diperoleh dari pinjaman bank.
Sebagai contoh hasil yag diperoleh pelaku usaha dari kegiatan penangkapan ikan yang menggunakan kapal di atas 15 GT, bisa mencapai di atas Rp20 juta per bulan, sehingga dar hasil itu bisa mengembalikan pinjaman dari bank.
Kasman menambahkan, pemerintah telah menyediakan fasilitas bantuan modal melalui perbankan untuk pelaku usaha, di antaranya Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang harus disalurkan perbankan kepada para pelaku usaha, termasuk yang bergerak di sektor perikanan.