Ambon, 2/11 (Antaranews Maluku) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise menggantikan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani menutup Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasiona lI yang diikuti 4.804 peserta dari 34 provinsi, Kamis malam.
Di hadapan ribuan peserta serta masyarakat yang membanjiri kawasan Lapangan Merdeka, Yohana menyampaikan permohonan maaf Puan Maharani karena tidak bisa datang untuk menutup pesta umat Katolik yang untuk pertama kalinya digelar ini.
Yohana juga menyampaikan salam hormat Puan Maharani kepada seluruh umat Katolik dari seluruh penjuru tanah air--dari Sabang sampei Merauke--yang sedang berkumpul di Ambon untuk berlomba.
Penutupan lomba tersebut ditandai dengan pemukulan tifa (alat musik tradisional Maluku) oleh Yohana yang didampingi Gubernur Maluku, Said Assagaff, Ketua Umum Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN), Adrianus Meliala, Ketua Umum Panitia Pesparani, Zeth Sahuburua serta Uskup Diosis Amboina, Mgr. P.C. Mandagie.
Yohana di hadapan ribuan peserta mengaku merasa sangat terkejut saat menyaksikan Pesparani yang untuk pertama kalinya digelar, dan oleh umat Katolik disebut sebagai "pesta" guna membangun persaudaraan sejati itu, karena kedudukan Pesparani telah mendapat pengakuan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin sehingga setara dengan Pesta Paduan Suara gerejawi (Pesparawi) umat Protestan maupun Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ).
Dia mengaku, saat masih menjadi mahasiswa pada Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua, sempat tingal di asrama Katolik selama lima tahun dan ikut bersama dalam paduan suara, tetapi tidak menyangka ajang bernyanyi umat Katolik tersebut akan dijadikan sebuah even nasional.
"Karena itu saya mengapresiasi kerja keras LP3KN maupun Pemerintah dan masyarakat di Maluku untuk menjadi menyelenggara sekaligus menyukseskan kegiatan terakbar umat Katolik pertama ini," katanya.
Ia juga mengajak, umat seluruh peserta Pesparani untuk menjadikan "pesta" pertama tersebut sebagai wadah membangun dan meningkatkan kebersamaan, persatuan dan persaudaraan antarsesama dan seluruh umat beragama di tanah air.
"Mari bersama kita berkontribusi dan saling mengingatkan sesama untuk membangun persaudaraan sejati sebagai salah satu kekuatan pembangunan negara, sehingga Indonesia menjadi bangsa yang besar dan disegani," ujarnya.
Yohana juga mengingatkan kembali akan pesan Presiden Joko Widodo, dalam testimoninya yang disampaikan saat pembukaan Pesparani yang mengharapkan umat Katolik mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negera serta membangun persaudaraan sejati.
"Pesan Bapak Presiden bahwa kebhinekaan yang dibangun sejak zaman tokoh pendiri bangsa dari Sabang sampai Merauke dan juga dari Miangas sampai Pulau Rote, adalah kekayaan paling besar bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan melalui persatuan, kerukunan dan persaudaraan," katanya.
Dengan persatuan, kerukunan dan persaudaraan akan membawa Indonesia menjadi negara yang besar dan sangat dihormati di dunia.
Terkait dengan bidang tugasnya yang diemban, Yohana juga meminta umat Katolik untuk bersama komponen bangsa lainnya memberdayakan serta melindungi kaum perempuan dan anak dari berbagai tindakan kekerasan yang masih terjadi.
Pesparani I yang berlangsung pada 27 Okotober hingga 1 November 2018 dengan tema "Membangun Persaudaraan Sejati-Dari Maluku Untuk Indonesia" mempertandingkan 12 mata lomba yang dibagi dalam empat kategori yakni paduan suara (PS) PS anak, PS dewasa pria, PS dewasa wanita dan PS dewasa campuran.
Kategori Mazmur terdiri tiga lomba yakni Pemazmur anak, Remaja dan dewasa, betutur Kitab Suci hanya satu mata lomba yakni untuk anak, sedangkan cerdas rermat Rohani dibagi dua mata lomba yakni rohani anak dan rohani remaja.