Ambon, 1/1 (ANTARA News) - Pesta kembang api, tiupan terompet serta dentuman petasan menyemarakkan perayaan Tahun Baru 2019 di Kota Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku, Selasa dini hari.
Pantauan Antara tepat pukul 00.00 WIT, pancaran kembang api dari berbagai penjuru secara silih berganti menghiasi dan mewarnai langit di wilayah ibu kota provinsi Maluku, dengan diselingi desingan dan dentuman keras petasan yang dibakar warga untuk mengungkapkan kegembiraan dan sukacita akan datangnya tahun baru.
Pergantian tahun juga diwarnai peluit kapal-kapal yang sedang "lego jangkar" di kawasan Teluk Dalam Ambon maupun dentangan lonceng gereja serta tabuhan beduk masjid.
Ribuan warga tumpah ruah memenuhi sejumlah kawasan yang ditetapkan sebagai titik perayaan malam pergantian tahun serta bersama-sama meniup terompet dan menembakkan kembang api ke angkasa tepat pukul 00.00 WIT
Sejumlah kawasan yang dipadati warga dari berbagai penjuru yakni lapangan Merdeka, kawasan Gong Perdamaian Dunia serta Pattimura Park karena dimeriahkan sejumlah artis ib kota dan lokal serta dihadiri Wakil Wali Kota Syarief Hadler serta Kapolda Maluku, Mayjen Irjen Pol Royke Lumowa dan pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Suko Pranoto.
Lokasi lainnya yang juga menjadi pusat perayaan yakni kawasan perairan Tapal Kuda, Kecamatan Nusaniwe dan pusat perbelanjaan Ambon City Center (ACC) di Desa Passo, Kecamatan Baguala, serta kawasan tugu pahlawan nasional asal Maluku, Johanes leimena di kawasan Desa Poka.
Khusus di Lapangan Merdeka, Wakil Wali Kota Ambon bersama Kapolda dan Pangdam menghitung mundur waktu bersama-sama dengan ribuan warga untuk menandai pergantian tahun dan diiringi musik lagu "Auld Lang Syne" yang didendangkan puluhan peniup terompet yang berkolaborasi dengan tabuhan musik hadrat.
Warga juga memanfaatkan kemeriahan pesta kembang api untuk berswafoto dengan latar belakang warna-warni letusan kembang api yang mewarnai angkasa di ibu kota provinsi Maluku tersebut.
Pesta kembang api, petasan serta terompet berlangsung hampir selama satu jam tanpa jeda, membuat kabut asap memenuhi angkasa Kota Ambon.
Warga lainnya juga merayakan kemeriahan pesta tahun baru dengan dengan aksi konvoi kendaraan bermotor mengelilingi sejumlah ruas jalan di pusat kota.
Kendati aparat kepolisian dengan dibantu TNI telah melakukan penyekatan dan penutupan sejumlah ruas jalan, terutama dari arah luar kota menuju pusat kota, guna membatasi penumpukan kendaraan dan kemacetan, namun niat warga untuk berkonvoi tidak surut dan aksi kebut-kebutan dilakukan di ruas jalan sekitar pemukiman masing-masing.
Ruas jalan yang ditutup merupakan pintu masuk dari wilayah luar kota menuju pusat kota Ambon, diantaranya pertigaan Batu Merah-Mardika khususnya untuk membatasi warga yang akan masuk dari kecamatan Baguala dan Teluk Ambon, serta kawasan Batu Merah Atas, Tantui dan kebun Kebun Cengkeh.
Penyekatan juga dilakukan di kawasan pertigaan gereja Rehoboth dan depan pos Pam Air Salobar untuk menutup akses bagi pengguna kendaraan bermotor dari Semenanjung Nusaniwe, Air Salobar, Benteng dan Kudamati yang akan masuk ke pusat Kota.
Banyak dari pengendara sepeda motor yang umumnya generasi muda, menggunakan motor yang telah dilepas saringan knalpotnya, sehingga suara kendaraannya meraung-raung dan memekakan telinga.
Tidak jarang sejumlah pemuda yang iseng melemparkan petasan dengan daya ledak besar ke arah rombongan pengendara sepeda motor, sehingga dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan.
Jelang pukul 02.00 WIT aparat kepolisian dibantu TNI kemudian mengimbau warga untuk menyudahi pesta tahun baru dan kembali ke rumah masing-masing. Aparat keamanan dengan mengunakan mobil patroli maupun sepda motor ikut membubarkan aksi konvoi dan balap liar yang dilakukan di beberapa ruas jalan.
Aparat juga tidak segan-segan bertindak tegas terhadap pengendara kendaraan bermotor yang ugal-ugalan dan melawan perintah serta kemudian melakukan sweping dadakan dan menahan pengendara kendaraan bermotor yang tidak memiliki surat ijin mengemudi (SIM) maupun menggunakan helm.
Kebanyakan warga juga terlibat berjalan kaki dari pemukiman satu ke pemukiman lainnya dan saling bersalaman dengan sesama warga yang ditemui. Ada juga yang melakukan pesta kecil-kecilan sambil berjoget bersama di pemukiman mereka.