Ambon (ANTARA) - Penemuan dua jenazah berjenis kelamin laki-laki di laut Aru, Kabupaten Kepulauan Aru oleh tim Polair bersama Brimob Polda Maluku dan anggota Polres setempat belum bisa dipastikan adalah anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati.
"Tadi sore ada kapal milik perusahaan yang sama dengan KM Mina Sejati membawa tim Polair Polda Maluku dan menemukan dua jenazah di laut," kata pengelola KM Mina Sejati, Rinto yang dihubungi dari Ambon, Senin malam.
Menurut dia, lokasi penemuan dua jasad tersebut memang cukup jauh dari Dobo, Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Aru.
Namun dia mengaku tidak bisa memastikan apakah dua jenazah ini merupakan bagian dari 23 ABK KM Mina Sejati yang dinyatakan masih hilang atau belum diketahui nasibnya atau bukan.
"Saya juga belum bisa memastikan akan hal itu karena harus menunggu hasil identifikasi dari aparat kepolisian dan instansi terkait," akui Rinto.
Ketika terjadi aksi perkelahian antar-ABK tanggal 16 Agustus dan berlanjut dengan pembantaian pada tanggal 17 Agustus 2019, nahkoda bersama 12 ABK meloncat ke laut namun dua orang meninggal dunia dan dievakuasi oleh KM Gemilang Samudra.
Selanjutnya lima ABK lainnya diduga tewas dibantai di atas kapal oleh tiga pelaku diketahui bernama Musha, Mudofir, Riri, Ulin Nuha, serta Kiki, namun saat KRI Teluk Lada-521 milik TNI AL merapat ke KM Mina Sejati, 23 ABK termasuk tiga pelaku pembantaian maupun lima jasad ini tidak ditemukan.
Rinto mengaku untuk dua ABK yang tewas setelah meloncat ke laut telah diperiksa di RSUD Cendrawasih Dobo dan sudah dilakukan penyerahan kepada pihak keluarga untuk membawa dua jasad tersebut ke Jakarta.
Kedua jenazah yang sudah teridentifikasi dan diambil keluarga adalah M. Masrohim beralamat di Desa Pener, Pemalang (Jateng) serta Waridin asal Desa Semur yang juga berada di Pemalang.
Sedangkan 11 ABK yang selamat antara lain Angger Bahari, Sopari, Rachmat Age, M. Ridwan, Wawan Siswanto, Kermudi, Slamet, Hendra, Mahendar, Kiswanto serta Wisen Harmoko alias Awi selaku nahkoda KM. Mina Sejati telah diserahkan polisi ke pihak perusahaan setelah mereka menjalani pemeriksaan.
Untuk 20 ABK lainnya yang dinyatakan hilang atau belum diketahui nasibnya adalah Zae Fajri, Tegar, Trio, Ahmad Zainudin, Rowi, Fani, Agus, Harmim, Sudarsono, Musha, Riri, Kiki, Wiratno, Kiyansantang, Mustolik, Carman, Ulin Nuha, Mifaudin, Mudofir, serta Darmoko.
Selanjutnya untuk tiga orang ABK yang diduga merupakan oknum pelaku pembantaIan yang juga belum diketahui nasibnya adalah NH alias Nurul (Masinis), FDL alias Ferri, dan QIM alias Qersim.
Kapolres Kepulauan Aru, AKBP Adolf Bormasa mengatakan, insiden ini bermula dari perkelahian antar para ABK dimana saat memancing cumi, tali senar mereka saling berpautan dan berlanjut cekcok mulut hingga perkelahian.