Ambon (ANTARA) - Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon akan berikan beasiswa kepada dua orang mahasiswa dari Fakultas Teknik ke Selandia Baru untuk mempelajari teknologi pengembangan energi baru terbarukan.
"Kalau ada mahasiswa yang akan belajar di Selandia Baru, kita akan biayai supaya bisa mempelajarinya di sana agar bisa mengembangkan energi terbarukan," kata Rektor Unpatti, Prof. M.J Sapteno di Ambon, Rabu.
Apalagi Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett sebelumnya menyatakan akan mempersiapkan pembukaan sepenuhnya perbatasan negara mereka yang ditutup karena pandemi COVID-19 pada 31 Juli 2022, baik untuk turis, perwakilan bisnis, pekerja, keluarga dan pelajar internasional.
Menurut Rektor, di Maluku ada banyak potensi sumber daya alam berupa panas bumi sehingga bisa dikembangkan, termasuk matahari dan angin.
Rencana pengiriman dua mahasiswa Fakultas Teknik Unpatti ke Selandia Baru ini berkaitan dengan dioperasikannya laboratorium surya Pungao Pattimura Mini-grid Training Lab di Fakultas Teknik Unpatti Ambon.
Program ini didanai Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru yang bermitra dengan perusahaan PT. PLN (Persero) serta Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM untuk program New Zeland-Maluku Acces to Renewable Energy Support (NZMATES).
NZMATES adalah sebuah program kerjasama New Zeland-Maluku Acces to Renewable Energy Support untuk meningkatkan penyerapan energi yang terjangkau, andal, dan terbarukan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan pembangunan ekonomi di Maluku.
Baca juga: Begini cara BEM UI beri bantuan beasiswa dari hasil konversi sampah
Dia berharap mudah-mudahan dengan sumberdaya manusia yang baik semakin banyak penelitian dan kajian-kajian yang dibuat sehingga akhirnya bisa memecahkan masalah kebutuhan energi di Maluku.
Sehingga pimpinan universitas mengapresiasi kegiatan ini karena penting bagi daerah kepulauan dan Maluku merupakan daerah kepulauan yang tidak mungkin dihubungkan dengan jaringan kabel listrik yang konvenional di semua lokasi dan memerlukan biaya yang sangat besar.
Untuk itu diperlukan adanya energi alternatif seperti dari tenaga matahari, arus air, atau angin bisa dikembangkan menjadi energi baru terbarukan supaya bisa melayani masyarakat.
"Bayangkan sudah 76 tahun merdeka tapi masih ada banyak pulau di Maluku yang masyarakatnya belum menikmati listrik, sehingga perlu dikembangkan energi baru terbarukan, meski pun dalam skala yang kecil atau menengah," katanya.
Keberadaan laboratorium ini juga merupakan embrio karena Unpatti sementara memproses pembukaan fakultas Ilmu Kebumian dan Sumberdaya Energi untuk empat prodi yang ada, yakni biologi, geofisika, tekhnik perminyakan, dan tekhnik kimia yang sudah diberikan kementerian.
Namun rencana pembukaan fakultas baru tahun ini belum tentu terealiasi, sebab membuka sebuah fakultas memerlukan dukungan anggaran yang cukup besar dan waktu panjang.
Tetapi pihak Rektorat telah mempersiapkan proposalnya agar kalau bisa pemerintah melalui Kemendikbud Ristek memberikan izin membuka program baru.
Baca juga: 53 Mahasiswa dan Dosen YPT-RLS terima Bantuan Beasiswa INPEX
Unpatti biayai mahasiswa pelajari energi terbarukan di Selandia Baru
Selasa, 5 Juli 2022 10:23 WIB