Langgur, Maluku Tenggara (ANTARA) - Dua Ohoi (Desa) di Maluku Tenggara yakni Ohoi Ohoidertutu dan Ohoi Ohoiren Kei Kecil Barat, sempat bertikai beberapa hari lalu, diakibatkan meninggalnya seorang warga Ohoi Ohoidertutu pada, Sabtu (23/07).
Meninggalnya warga tersebut memicu ketegangan antara kedua warga Ohoi hingga terjadi aksi saling serang pada Senin (25/07/2022), dimana menimbulkan korban luka-luka dari kedua Ohoi, kerusakan sejumlah rumah, dan adanya gelombang pengungsi warga Ohoiren ke Ohoi sekitar bahkan ke Kota Tual.
Upaya sejumlah pihak untuk menghentikan pertikaian telah dilakukan, baik itu pihak Ohoi, Pemerintah Daerah, Tokoh Agama, Tokoh Adat dua Ohoi, hingga kehadiran Kapolda Maluku maupun Pangdam XVI Pattimura, dan juga ditempatkannya aparat gabungan TNI-POLRI, pertikaian kedua Ohoi berhasil diredam dan tidak berkelanjutan.
Bupati Maluku Tenggara, M Thaher Hanubun serius menyikapi pertikaian dua Ohoi tersebut yakni melakukan pendekatan secara pemerintahan dan juga secara kekeluargaan bagi kedua Ohoi.
"Secara pemerintahan, kita terus menghimbau dan terus berkoordinasi dengan semua pihak untuk tidak ada lagi pertikaian dua Ohoi dan berupaya mengatasi dampak yang ditimbulkan," kata Thaher di Langgur, Jumat.
Baca juga: Bupati Malra: Semua Pihak Harus Mampu Menahan Diri Dan Ciptakan Situasi Kondusif
Bantuan bagi warga Ohoiren yang mengungsi telah disalurkan secara langsung, berupa beras, mie instan, telur, hingga pakaian layak pakai maupun bekas, dan juga warga yang terdampak ekonomi karena tidak berkebun di Ohoidertutu juga dibantu beras dan lainnya.
Rumah warga yang rusak dan terbakar telah di data dan selanjutnya akan diperbaiki oleh Pemda, anak-anak yang tidak bersekolah telah dikoordinasikan dengan pihak sekolah di lokasi-lokasi pengungsian untuk tetap melanjutkan proses belajarnya, begitu juga pelayanan kesehatan bagi warga, serta korban dari dua Ohoi yang mengalami luka-luka akibat pertikaian tersebut juga menjadi perhatian Pemda.
Secara Pemerintahan, Thaher juga meminta dan menegaskan kepada pihak penegak hukum untuk dapat bekerja secara profesional menuntaskan kasus yang mengakibatkan seorang warga hingga meninggal dunia.
"Penuntasan kasus meninggalnya seorang warga Ohoidertutu yang menyebabkan sehingga adanya pertikaian dua warga Ohoi, agar segera diusut tuntas oleh penegak hukum dalam hal ini Polres Malra," tandas Thaher.
Baca juga: Kapolda Maluku dan Pangdam serukan penyelesaian konflik dua Ohoi di Malra
Sementara itu, untuk pendekatan secara kekeluargaan yakni dengan turun langsung ke kedua Ohoi untuk menemui warga, perangkat pemerintahan dan adat Ohoi untuk duduk bersama-sama mendengarkan keingginan kedua pihak guna penyelesaian permasalahan, serta menemui keluarga korban yang meninggal dunia.
"Untuk pendekatan kekeluargaan, saya turun langsung menemui baik warga maupun pihak Ohoi dan adat, kemudian duduk bersama-bersama secara adat berbicara terkait persoalan tersebut, dan juga telah bertemu langsung dengan keluarga korban yang meninggal dunia di Ohoidertutu," ujar Thaher.
Bupati dikesempatan tersebut juga mengakui telah meminta dan mengharapkan agar kedua warga Ohoi untuk tetap menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.
"Kita harus menahan diri kita dari tindakan yang dapat melanggar hukum baik hukum adat maupun positif menyikapi persoalan ini, saya harap warga juga tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang belum tentu benar." pinta Thaher.
Baca juga: Kapolda Maluku jamin kepastian hukum penyelesaian bentrokan Malra, masyarakat agar hentikan pertikaian
Baca juga: Puluhan personel TNI-Polri bersiaga cegah bentrok susulan di Malra
Bupati Thaher: Pendekatan Pemerintahan Dan Kekeluargaan Dilakukan Pemda Malra Bagi Dua Ohoi
Jumat, 29 Juli 2022 8:44 WIB