Langgur (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara di Provinsi Maluku menyalurkan bantuan kepada warga desa yang mengungsi menyusul konflik antar-kelompok yang terjadi di wilayah Kecamatan Kei Kecil Barat.
Bentrokan yang terjadi antara kelompok warga Ohoi Ohoiren dan Ohoidertutu sejak 23 Juli 2022 selain merenggut satu korban jiwa juga menyebabkan puluhan warga terluka serta mengakibatkan puluhan rumah dan kendaraan rusak.
"Bantuan bagi warga Ohoiren yang mengungsi telah disalurkan secara langsung, berupa beras, mi instan, telur, hingga pakaian layak pakai maupun bekas.... Warga yang terdampak ekonominya karena tidak bisa berkebun di Ohoidertutu juga dibantu beras dan lainnya," kata Bupati Maluku Tenggara M Thaher Hanubun di Langgur, Jumat.
Thaher mengatakan bahwa warga yang rumahnya rusak dan terbakar telah didata dan selanjutnya akan diberi bantuan untuk memperbaiki rumah.
Anak-anak yang tidak bersekolah akibat konflik, menurut dia, akan difasilitasi agar bisa belajar di tempat-tempat pengungsian.
Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah juga berupaya memastikan warga yang terluka akibat pertikaian antar-kelompok mendapat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.
Kematian seorang warga akibat pertikaian antara kelompok warga Ohoiren dan Ohoidertutu telah memicu aksi saling serang antara kedua ohoi (desa) pada Senin (25/7/).
Ohoi Ohoiren yang mengalami kerusakan paling parah akibat pertikaian itu sehingga warganya harus mengungsi ke rumah kerabat.
Thaher mengatakan bahwa pemerintah kabupaten bersama TNI, Polri, pemuka agama, serta tokoh adat terus melakukan mediasi untuk mencegah konflik antar-kelompok warga berulang.
"Kami terus mengimbau dan terus berkoordinasi dengan semua pihak agar tidak ada lagi pertikaian dua ohoi dan berupaya mengatasi dampak yang ditimbulkan," katanya.
Dia berharap aparat penegak hukum segera menuntaskan penanganan perkara yang mengakibatkan kematian seorang warga Ohoidertutu, yang memicu pertikaian warga dua ohoi.
"Untuk pendekatan kekeluargaan, saya turun langsung menemui, baik (menemui) warga maupun pihak ohoi dan adat, kemudian duduk bersama-bersama secara adat berbicara terkait persoalan tersebut, dan juga telah bertemu langsung dengan keluarga korban yang meninggal dunia di Ohoidertutu," katanya.
Dia meminta warga kedua ohoi berusaha menahan diri dan tidak melakukan tindakan pelanggaran hukum.
"Kita harus menahan diri kita dari tindakan yang dapat melanggar hukum, baik hukum adat maupun positif dalam menyikapi persoalan ini. Saya harap warga juga tidak mudah terprovokasi dengan informasi yang belum tentu benar," katanya.
Baca juga: Korban konflik Haruku Maluku dapat bansos dari alumni bintara SPN