Ambon (ANTARA) - Dinas Pertanian Provinsi Maluku memasuki sejumlah kampus di Kota Ambon untuk menyosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian dan asuransi tani, yang sampai saat ini belum banyak diminati masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian Maluku Ilham Tauda saat melakukan sosialisasi di Fakultas Pertanian Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Jumat mengatakan, sosialisasi ke kampus dilakukan untuk mempersiapkan para mahasiswa yang akan melakukan praktek lapangan atau kuliah kerja nyata (KKN) di masyarakat tentang literasi keuangan, sehingga mampu meyakinkan para petani memanfaatkan KUR dalam pengembangan usahanya.
Sosialisasi yang dilakukan itu juga merupakan bagian dari salah satu aksi perubahan pada pelatihan kepemimpinan tingkat II Angkatan XXV/tahun 2022 yang diikutinya yakni "PELITA Si TANI" (Program Strategi Pelibatan Stakeholder Dalam Optimalisasi Pembiayaan Petani) melalui KUR dan asuransi tani.
Ilham yang didampingi sejumlah Kepala Bidang serta Manajer Bisnis Mikro BRI Cabang Ambon Abdul Manan menjelaskan, pembangunan pertanian tidak lepas dari pembiayaan petani sebagai salah satu hal penting pemerintah menyiapkan pembiayaan melalui KUR Pertanian.
Menurutnya, Maluku pada tahun memperoleh alokasi KUR sebesar Rp700 miliar, tetapi hingga akhir tahun hanya terserap Rp89 miliar, sedangkan tahun 2022 dialokasikan sebesar Rp900 miliar, tetapi sampai September baru terserap Rp148 miliar atau 16 persen. "Penyaluran KUR pertanian di Maluku relatif sangat minim karena petani tidak memahami apa itu KUR, disamping kehati-hatian bank menyalurkannya," katanya.
Karena itu dia berharap mahasiswa yang akan terjun ke masyarakat dapat memiliki kemampuan literasi keuangan agar bisa memberikan pemahaman dan mengubah cara berpikir para petani di desa agar mau memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang disediakan pemerintah untuk pengembangan usaha mereka.
"Sekarang sektor pertanian telah bertransformasi dari tradisional menjadi maju dan moderen. Jadi pendekatannya adalah bisnis. Kalau bisnis bicara resiko atau untung rugi," ujarnya.
Untuk mendorong tingkat serapan KUR pihaknya juga telah membentuk fasilitator keuangan mitra tani (FKMT) di Kabupaten Maluku Tengah, sedangkan di Kabupaten Buru baru akan dibentuk pada 15 November 2022. Tugas FKMT mendampingi para petani untuk mendapat laporan akses pembiayaan dari perbankan.
Ilham menambahkan, pihaknya telah menandatangani kesepakatan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, BRI, BNI serta Jasindo agar proses pengajuan KUR terealisasi lebih cepat antara lima hingga enam hari.
"Dulu proses pengajuan antara dua hingga tiga minggu baru KUR bisa cair. Jadi kita sudah susun standar operasional prosedur (SOP) sehingga petani lebih cepat mendapatkan KUR," katanya.
Sedangkan Manajer bisnis Mikro BRI Cabang Ambon Abdul Manan juga mengimbau mahasiswa Fakultas Pertanian Unpatti juga dapat mengajukan kredit usaha, kendati mereka masih kuliah, seperti yang dilakukan mahasiswa di daerah lain.
"Saya pernah berdialog dengan mahasiswa di Makassar, ternyata selama kuliah mereka tidak diajarkan berbisnis, tetapi mendapatkan saran dari beberapa dosen agar mereka dapat berinovasi dan kembangkan bisnis secara daring, bisnis rekanan dan suplier pertanian. Karena itu saya ajak mahasiswa Unpatti untuk berusaha dengan memanfaatkan kredit usaha agar ke depan lebih maju dan berkembang," katanya.
Menyangkut KUR Abdul Manan mengatakan, hingga Oktober 2022 pihaknya telah menyalurkan Rp470 miliar, tetapi di sektor pertanian baru berkisar 10 hingga 20 persen saja, padahal persyaratan untuk memperoleh KUR sangat mudah yakni hanya menyertakan surat keterangan dari kelurahan.
Distan Maluku masuk kampus sosialisasi KUR dan asuransi tani
Jumat, 11 November 2022 18:25 WIB