Ternate (ANTARA) - Dinas Pertanian Maluku Utara (Malut) akan fokus pada pengembangan sektor pangan dan hortikultura pada tahun 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi ketergantungan impor.
Plt Kepala Dinas Pertanian Malut, Asrul Gailea kepada ANTARA di Ternate, Kamis, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan riset dan sosialisasi konsep pertanian inovatif di Pulau Halmahera dalam pengembangan pangan serta hortikultura.
Selain itu, Dinas Pertanian juga akan mengembangkan konsep pertanian modern, termasuk pengelolaan sawah padi, pola beternak sapi, kambing, dan ayam, serta penyediaan pupuk bagi petani.
"Ini menjadi peluang besar bagi Malut untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan menjadi penyuplai resmi daging babi dari dalam daerah," ujar Asrul.
Oleh karena itu, guna merealisasikan program tersebut, Dinas Pertanian tengah menyusun peta jalan yang mencakup pemetaan lokasi dan strategi pengembangan peternakan.
Dirinya mengungkapkan, Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama di Halmahera Utara dan Halmahera Timur.
Menurut Asrul, program peternakan babi direncanakan akan direalisasikan pada tahun 2026, dengan perencanaan dan persiapan teknis yang dimulai sejak awal 2025.
Meski demikian, program ini belum menjadi prioritas utama, karena saat ini Pemprov Malut lebih fokus pada program kemandirian pangan yang sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo.
Salah satu langkah konkret dalam mewujudkan kemandirian pangan adalah pembukaan seribu lahan baru untuk budidaya hortikultura, seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan tomat.
"Program seribu lahan baru adalah prioritas kami saat ini. Rencana pembukaan peternakan babi tetap kami dorong, namun bertahap," kata Asrul.