Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon melakukan penandatanganan nota kesepahaman hibah aplikasi digital e-Simpati yang digunakan untuk menurunkan stunting.
Penandatangan MOU dilakukan Bupati Sumedang, Doni Ahmad Munir dan Sekretaris Kota (Sekkot) Ambon Agus Ririmasse di Gedung Negara-Sumedang, Rabu.
Bupati Sumedang Doni Ahmad Munir menyatakan, pihaknya melakukan hibah aplikasi e-Simpati yang dimiliki Pemkab Sumedang, dan terbukti bisa terimplementasi guna menurunkan stunting secara terintegrasi, sebagai bentuk kerjasama yang terbangun bersama Pemkot Ambon.
E-Simpati adalah sebuah sistem pencegahan dan penanggulangan stunting berbasis elektronik secara terintegrasi dari Desa/Kelurahan. Sistem ini merupakan platform digital terbaik di Indonesia yang telah diakui Pemerintah Pusat.
“Diharapkan lewat hibah aplikasi ini, bisa digunakan Pemkot Ambon, PKK dan Desa/Kelurahan dalam mempercepat penanganan penurunan stunting di Kota Ambon dari target nasional. Tidak menutup kemungkinan ke depan aplikasi lain pun bisa dihibahkan Pemkab Sumedang ke Kota Ambon," katanya.
Sekkot Ambon, Agus Ririmasse mengaku, Pemkot Ambon melakukan kunjungan kerja ke Pemkab Sumedang dalam rangka studi tiru percepatan penanganan stunting, berdasarkan rujukan pemerintah pusat, karena Sumedang termasuk salah satu Kabupaten/Kota terbaik dalam penanganan stunting.
"Atas arahan dan petunjuk bapak penjabat Wali Kota Ambon, maka ASN dan pejabat hingga aparat Desa/Kelurahan yang terkait Stunting datang melakukan studi tiru di Sumedang," katanya.
Kunjungan selama beberapa hari di Sumedang kata Sekkot, memberikan banyak pelajaran, termasuk yang dilihat adalah semua penanganan itu menggunakan aplikasi termasuk aplikasi eSimpati.
"Kita juga melakukan MoU hibah aplikasi, dengan adanya kerjasama dengan Pemda Sumedang ini diharapkan, dapat mengatasi dan menurunkan angka stunting di Kota Ambon dari 21 persen saat ini ke 10 atau 9 persen," ujarnya.
Sekkot berharap, seluruh delegasi Pemkot Ambon yang datang ke Sumedang untuk serius dan memahami apa yang telah dipelajari.
"Saya harap, semua ilmu yang didapat dari Sumedang ini bisa dipahami dan diimplementasikan. Jangan anggap kunjungan ini sebagai jalan-jalan. Nanti setelah balik ke Ambon, akan kita evaluasi," katanya