Ambon (Antara Maluku) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan harmonisasi dan persaudaraan orang Maluku yang terbingkai dalam hubungan "Pela dan Gandong" harus ditingkatkan untuk meredam berbagai gejolak yang bisa memicu terulangnya konflik besar sebagaimana pada 1999.
"Kuncinya adalah harmonisasi dan persaudaran harus terus ditingkatkan untuk meredam berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat. Saya yakin kalau dua hal ini dijalankan niscaya tidak ada konflik di Maluku," kata Jusuf Kalla, saat pertemuan dengan sejumlah elemen masyarakat Maluku, di Ambon, Sabtu.
Pertemuan Jusuf Kalla, yang juga merupakan Upu Latu (tokoh adat) Maluku, dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Pimpinan DPRD provinsi dan kota, Pimpinan SKPD, Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), tokoh Malino, tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda itu membahas solusi pencegahan konflik secara dini di Maluku.
"Sebagai warga kehormatan kota Ambon dan dianugrahi Upu Latu Maluku, maka saya tidak mau lagi ada pertikaian antarwarga di daerah ini," tegasnya.
Jusuf Kalla menilai pertikaian antarwarga yang terjadi pada 11 September 2011 tersebut salah satunya dipicu melalui pesan singkat (SMS) sehingga sebagian masyarakat dengan cepat terprovokasi.
"Salah satu penyebabnya adalah kecepatan informasi melalui SMS yang isinya belum tentu benar sehingga orang mudah terprovokasi untuk melakukan hal-hal menyesatkan," katanya.
Menurut dia meredam informasi menyesatkan itu maka pemerintah di Maluku bersama aparat keamanan secepatnya melakukan klarifikasi terhadap isu menyesatkan tersebut untuk mencegah kejadian tidak meluas.
"Informasi harus dibalas dengan segera menyebarluaskan fakta akurat. Kita jangan kalah cepat, karena bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk membuat situasi kembali rusuh," ujarnya.
Ia juga mengajak semua pihak tidak mengunakan simbol-simbol agama untuk melakukan kekerasan, bahkan sampai merusak dan menghilangkan nyawa manusia tidak berdosa dengan dalil apa pun.
"Karena agama mana pun tidak mengajar umatnya untuk saling bermusuhan apalagi sampai membunuh, malah sebaliknya mengajarkan agar saling mengasihi antara satu dengan yang lain karena kita bersaudara, " kata Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla diberi gelar warga kehormatan kota Ambon oleh Pemkot setempat serta gelar Upulatu oleh Majelis Latupati Maluku karena dinilai sangat berjasa dalam menyelesaikan konflik sosial yang melanda Maluku pada 1999.
Ia berada di Ambon untuk menjadi pembicaraan utama dalam Pertemuan Pemuda Dunia untuk Perdamaian dan Harmonisasi yang menjadi program Majelis Pemuda Dunia.