Chicago (ANTARA) - Harga emas lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menghentikan kenaikan empat hari berturut-turut karena dolar menguat dan imbal hasil obligasi pemerintah AS naik, ketika para pedagang menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat waktu setempat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 1,00 dolar AS atau 0,05 persen menjadi ditutup pada 1.947,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.951,30 dolar AS dan terendah di 1.939,20 dolar AS.
Emas berjangka melonjak 22,10 dolar AS atau 1,15 persen menjadi 1.948,10 dolar AS pada Rabu (23/8/2023), setelah terdongkrak 3,00 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.926,00 dolar AS pada Selasa (22/8/2023), dan bertambah 6,50 dolar AS atau 0,34 persen menjadi 1.923,00 dolar AS pada Senin (21/8/2023).
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik 4,1 basis poin menjadi 4,224 persen pada Kamis (24/8/2023). Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,5 persen menjadi 103,93.
Baca juga: Harga emas naik 3,0 dolar karena imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah
Para pedagang sedang menunggu pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat pagi waktu setempat di Simposium Ekonomi tahunan Jackson Hole untuk mendapatkan petunjuk tambahan mengenai arah kebijakan moneter AS.
"Jalur suku bunga global di masa depan benar-benar masuk dalam agenda" pada simposium tersebut setelah berbulan-bulan kenaikan suku bunga yang agresif, kata Stuart O'Reilly, analis pasar di The Royal Mint, dalam komentar surelnya seperti dikutip Matket Watch.
"Banyak pedagang emas…menahan napas untuk mengantisipasi sinyal potensial dari para pemimpin ekonomi dunia," katanya, dan Powell "menawarkan pemeriksaan suhu pada perekonomian dan suku bunga."
Meskipun investor emas berada dalam mode "tunggu dan lihat", kita dapat memperkirakan Powell akan menegaskan kembali komitmennya terhadap data (ekonomi), kata O'Reilly, dikutip dari Xinhua. "Jika Powell mengindikasikan bahwa suku bunga AS akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama, meskipun tekanan upah baru-baru ini mereda, maka harga emas bisa terkena dampaknya."
Baca juga: Emas cetak keuntungan hari kedua setelah penurunan beruntun empat minggu
Namun, jika prospek ekonomi Powell untuk jangka pendek hingga menengah terlihat lebih cerah, emas bisa memperoleh keuntungan karena adanya sinyal penurunan suku bunga di masa depan, katanya. "Pada akhirnya, para pedagang akan mendengarkan dengan cermat nada bicara Powell mengenai kenaikan suku bunga di masa depan, dan apakah suku bunga yang lebih tinggi harus diperhitungkan dalam jangka panjang."
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (24/8/2023) bahwa klaim pengangguran awal AS turun 10,000 menjadi 230,000 dalam pekan yang berakhir 19 Agustus. Perkiraan median para ekonom memperkirakan 240,000 permohonan.
Dalam sebuah wawancara dengan CNBC di Jackson Hole of Wyoming pada Kamis (24/8/2023, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan menurutnya Federal Reserve telah menaikkan suku bunga cukup tinggi untuk menurunkan inflasi selama beberapa tahun ke depan ke tingkat sebelum pandemi sekitar 2,0 persen. .
"Kami mungkin sudah melakukan cukup banyak hal," kata Harker, bersandar pada kenaikan suku bunga lagi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 16,20 sen atau 0,66 persen, menjadi ditutup pada 24,23 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 4,80 dolar AS atau 0,51 persen, menjadi ditutup pada 943,00 dolar AS per ounce.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas tergelincir karena dolar AS menguat jelang pidato dari Ketua Fed
Emas anjlok karena dolar AS menguat jelang pidato dari Ketua Fed
Jumat, 25 Agustus 2023 6:22 WIB