Ternate (ANTARA) - Kepolisian Daerah Maluku Utara meminta masyarakat di daerah ini agar bijak menggunakan media sosial menjelang Pemilu 2024.
Kabid Humas Polda Malut Kombes Pol Michael Irwan Thamsil dihubungi, Jumat, mengingatkan pentingnya langkah bijak menggunakan media sosial, terutama menjelang pesta demokrasi lima tahunan ini .
"Pengaruh media sosial sangat besar. Penyebaran informasi palsu dan berita bohong (hoax) bisa mengganggu rasa aman, tenteram, nyaman, dan dapat mengancam kelancaran Pemilihan Umum 2024," ungkapnya.
Menghadapi potensi masalah tersebut, kata dia, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk lebih selektif dalam menyikapi berita bohong, terutama yang tidak jelas sumbernya.
Menurut dia, pentingnya kewaspadaan masyarakat terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan menjadi kunci mencegah penyebaran berita bohong.
Baca juga: Polda Malut tingkatkan operasi pemberantasan minuman keras ilegal
"Sebagai langkah preventif, kepolisian mengajak masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi bersifat menghasut," katanya.
Dia mengingatkan kehati-hatian dalam menggunakan media sosial diharapkan dapat meminimalisir dampak negatif dan menjaga kelancaran pelaksanaan Pemilu 2024.
Sementara itu, Bawaslu Kota Ternate mewaspadai adanya penyebaran berita bohong atau hoaks yang beredar di kalangan masyarakat, khususnya penyebaran informasi melalui media sosial selama masa kampanye Pemilu 2024 yang dimulai 28 November 2023 hingga sampai 10 Februari 2024.
Ketua Bawaslu Kota Ternate Kifli Sahlan dihubungi mengatakan langkah ini dilakukan Bawaslu dalam rangka memasuki masa kampanye Pemilu 2024 sejak 28 Nopember 2023 hingga sampai 10 Februari 2024.
Dia mengatakan pengalaman selama ini dalam momentum pesta demokrasi yang dilaksanakan lima tahun sekali, baik itu pemilu maupun pilkada selalu dimanfaatkan oknum tertentu untuk menyebarkan berita hoaks.
"Masyarakat Kota Ternate tergolong salah satu pengguna media sosial yang tertinggi untuk di Provinsi Maluku Utara sehingga ketika informasi itu beredar, terkadang mereka terpancing, maka di situ terjadi saling hujat satu sama lain," ujarnya.
Baca juga: Polda Malut minta waspadai ancaman radikalisme di ruang digital jelang Pemilu