Ambon (ANTARA) - Badan Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Maluku menyatakan bahwa sebanyak 660 ekor kepiting bakau asal Maluku sedang dikirim ke Singapura untuk memenuhi permintaan pasar di negara itu.
"Proses pengiriman kepiting bakau itu diawasi langsung oleh satuan pelayanan Bandara Pattimura Ambon dan petugas BKHIT Maluku," ujar Kepala BKHIT Maluku Abdur Rohman dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Rabu.
Dia menjelaskan pengiriman 660 kepiting bakau asal Maluku pada awal 2024 ini menjadi pembuka ekspor hasil perikanan dari Maluku menuju pasar ASEAN.
Pengiriman 660 kepiting itu, juga telah melalui berbagai uji kelayakan termasuk jenis, ukuran, dan jumlah yang telah disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
"Setelah semua dinyatakan sehat dan layak kirim, baru bisa kami kirimkan menuju Singapura," kata dia lagi.
Baca juga: Kepiting bakau Maluku tembus pasar ASEAN
Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2022 terutama pada Pasal 8 ayat (1) tentang penangkapan, lalu lintas dan/atau pengeluaran kepiting.
"Iya jadi kepiting bakau sebelum diekspor harus masuk dalam pemeriksaan fisik dan kelayakan agar tetap berkualitas," ujarnya pula.
Sedangkan kepiting yang belum masuk dalam standard sesuai ketentuan undang-undang akan dilepasliarkan dan akan menjadi sumber daya untuk masyarakat lokasi pelepasliaran.
Abdur melanjutkan bahwa pengiriman melalui kargo Bandara Pattimura itu telah rutin dilakukan sebelumnya. Di Bandara Pattimura para petugas BKHIT sendiri selalu melakukan pengecekan ulang terkait dokumen dan persyaratan pengiriman.
"Sehingga komoditas yang dikirim dapat dipastikan aman," katanya lagi.
Ia pun mengajak masyarakat Maluku untuk mencegah ancaman hama dan penyakit yang bisa saja menjangkiti setiap komoditas perikanan, pertanian, hewan, dan tumbuhan dengan melaporkan pada BKHIT sebelum melakukan ekspor maupun pengiriman ke luar daerah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sebanyak 660 kepiting bakau asal Maluku dikirim ke Singapura