Ambon (ANTARA) - Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Waehapu Batu Merah, Ambon menyampaikan kelompok tani di Maluku mendapatkan bantuan 25 ribu anakan bibit dari pusat untuk kelompok tani yang tergabung dalam unit Kebun Bibit Rakyat (KBR).
“Kami di Maluku dialokasikan dari pusat sebanyak 33 unit KBR. Per KBR diberi bantuan Rp100 juta bagi yang lolos verifikasi administrasi dan teknis,” kata Kepala Seksi Penguatan Kelembagaan DAS BPDAS Ambon Margaretha Rante, di Ambon, Rabu.
Ia mengatakan, anggaran ratusan juta itu diberikan sebagai bantuan stimulan untuk kelompok tani belajar membuat bibit, dan harus menghasilkan sebanyak 25.000 batang berupa tanaman hutan atau tanaman kayu-kayuan dan buah-buahan.
“Nanti kami berikan bimbingan teknis untuk kelompok tani ini. Nanti diberi tahu juga untuk lokasi tanamnya diharuskan 25 hektare. Itu sudah berdasarkan aturan kementerian,” ujarnya.
Menurutnya, program KBR ini bermanfaat bagi masyarakat kecil, karena mempunyai kemanfaatan dari sisi ekologi dengan meningkatnya iklim mikro. Kemudian manfaat secara ekonomi dengan hasil panen tanaman yang bisa dinikmati masyarakat atau kelompok tani, dan manfaat di bidang sosial dengan adanya keterlibatan masyarakat atau kelompok tani yang bergerak bersama BPDAS Ambon.
“Masyarakat sebagai kelompok penerima, kelompok pengelola. Mereka yang buat bibit, sekaligus menanam. Karena biaya penanamannya juga lain. Satu batang yang hidup dibayar Rp750. Tapi di Maluku masih mampu sebatas membuat bibitnya. Untuk menanamnya belum pernah mendapatkan 100 persen semuanya hidup,” jelas Margaretha.
Saat ini, KBR sudah tersebar di berbagai kabupaten di Maluku, yakni Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Seram Bagian Barat (SBB), Buru, Buru Selatan, Kabupaten Kepulauan Aru, Tual, Banda Neira, Leihitu Maluku Tengah dan Maluku Tenggara.