Ternate (ANTARA) - Manajemen PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) mengapresiasi bantuan personel TNI bersama Korps Brigade Mobil (Brimob) yang bertugas di Kawasan industri tambang Halmahera Tengah mengatasi banjir yang melanda beberapa desa di daerah itu.
"Kami menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Brimob dan TNI atas respons cepat dan efektivitas mereka selama masa sulit ini. Dedikasi dan keberanian mereka dalam memastikan keselamatan dan kesejahteraan komunitas lokal sangat patut dicontoh," kata Manajer Hubungan Eksternal IWIP, Katamsi Ginano di Ternate, Rabu.
Hujan deras yang mengguyur Desa Lokulamo, Desa Woekop, Desa Woejerana, dan Desa Kulo Jaya menyebabkan gangguan dan kerusakan signifikan, sehingga membutuhkan respons yang cepat dan terkoordinasi.
Personel Brimob dan TNI memainkan peran penting dalam operasi evakuasi dan memberikan bantuan penting kepada warga yang terdampak.
Bahkan, dukungan mereka sangat berharga dalam upaya bersama PT IWIP untuk menangani bencana ini dan membantu mereka yang membutuhkan.
Dirinya mengakui, PT IWIP tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua pemangku kepentingan guna mendukung upaya pemulihan dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana di masa depan.
Sementara itu, Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Maluku Utara, Faizal Ratuela mengatakan bencana Ekologis banjir yang terjadi sejak tanggal 20 Juli 2024 dan masih berlangsung sampai saat ini, akibat dari meluapnya Sungai Kobe dan Sungai Akejira telah mengakibatkan Desa Woejerana, Desa Woekob, Desa Lelilef waibulen dan Desa Lukolamo di Kecamatan Weda tengah terendam dan mengancam keselamatan 6.567 jiwa penduduk yang berada di 4 desa tersebut.
Belum termasuk di sejumlah pekerja tambang yang menempati kontrakan rumah kos di desa Lukolamo.
Bencana banjir telah memutuskan akses utama jalan penghubung antar desa yang saat ini terdampak banjir dan juga membuat Desa Woekob dan Woejerana yang berada 12 KM dari wilayah pesisir.
"Berdasarkan informasi Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Maluku Utara yang saat ini berada di lapangan, intensitas hujan masih sangat tinggi, terutama di daerah hulu Sungai Kobe, Sungai Akejira, Sungai Wosia, Sungai Meno, Sungai Yonelo, dan Sungai Sagea serta daerah aliran sungai lainnya sehingga berpeluang terjadi luapan air dan banjir susulan yang lebih besar dan menggenangi desa lainnya yaitu Desa Lelilef Sawai, Desa Gemaaf, Desa Wale, dan Desa Sagea yang saat ini terus naik debit air sungai Sagea," katanya.
Hingga saat ini upaya evakuasi terus dilakukan oleh BNPBD Kabupaten Halmahera Tengah, TNI, Polres Halmahera Tengah dengan menggunakan alat berat dan menempatkan warga di posko-posko yang tersedia di sekitar desa yang tidak terkena dampak banjir.
Data peta overlay kawasan terjadinya bencana banjir di kecamatan Weda Tengah dan Weda Utara, Walhi Maluku Utara menyimpulkan bahwa bencana banjir terjadi disebabkan oleh pemberian izin konsesi pertambangan nikel oleh pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, Propinsi Maluku Utara dan Pemerintah Pusat tanpa mempertimbangkan aspek daya dukung dan daya tampung lingkungan sehingga menyebabkan deforestasi dan degradasi hutan di Halmahera tengah.*