Ambon (Antara Maluku) - DPRD Kota Ambon menyambut baik tawaran Pemerintah Kota Surabaya untuk membangun kerja sama "sister city" dengan Pemerintah Kota Ambon, terutama dalam penanganan masalah sampah dan kemacetan.
"Kerja sama yang ditawarkan Pemerintah Kota Surabaya sekaligus sebagai sister city dengan Kota Ambon itu sangat positif dan bermanfaat bagi Kota Ambon," kata Ketua Komisi III DPRD Kota Ambon Rofik Afifudin, dikonfirmasi, Rabu.
Menurut dia, Kota Ambon saat ini dihadapkan pada dinamika kota yang terus berkembang berupa kemacetan lalu lintas kendaraan dan masalah sampah. Karena itu kerja sama itu sangat menguntungkan dimana Kota Ambon bisa belajar dari Kota Surabaya yang mampu keluar dari masalah sampah.
Rofik menjelaskan, tawaran kerja sama itu muncul saat anggota Komisi III DPRD Kota Ambon melakukan kunjungan kerja ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya yang berlangsung Senin (8/12).
"Kita sudah melihat dari dekat bagaimana sistim penanganan sampah yang diterapkan Pemerintah Kota Surabaya, sehingga selain bisa menekan kebocoran dan bisa menekan biaya operasional sampah di Kota Ambon.
Jadi, lanjutnya, Komisi III akan melakukan pertemuan dengan Wali Kota Ambon guna membicarakan penawaran kerja sama itu.
"Kita harus lakukan pertemuan dengan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dalam waktu dekat agar hasilnya ada komunikasi dengan pemerintah kota Surabaya guna membangun kerja sama yang ditawarkan itu," katanya.
Apalagi kalau sister city antara Kota Surabaya dengan Pemerintah Jepang maupun Inggris bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Kota Ambon.
"Ada manfaat banyak dari kunjungan kerja ke Kota Surabaya, sehingga harapan Komisi ada kemauan politik dari Pemerintah Kota Ambon," katanya.
Dia menambahkan, tempat pembuangan akhir (TPA) di Dusun Toisapu, Desa Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, tidak bisa hanya dianggap berisi sampah rumah tangga, sebab mobil - mobil sampah yang membawa muatannya ke TPA itu tidak terkontrol dan diperiksa.
"Kita juga tidak bisa mengukur berapa kira - kira tonase sampah dalam satu hari, sementara di Kota Surabaya sudah bisa mengukur tonase sampah per hari bahkan per jam, kemudian berapa banyak bahan bakar minyak (BBM) yang keluar sehingga bisa mengekatahui kebutuhan riil terkait dengan tonase sampah per hari," ujarnya.
Karena itu masalah penyelesaian sampah di Kota Ambon sebenarnya bukan hanya oleh pemerintah juga harus ada kerja sama dengan pihak ketiga.