Ternate (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut), akan menurunkan tarif angkutan umum menyusul turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium menjadi Rp6.600 dan solar Rp6.400 per liter.
"Kami akan mengundang pihak terkait untuk membahas penyesuaian tarif angkutan umum pascaturunnya harga BBM jenis premium dan solar," kata Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kota Ternate, Fahrudin di Ternate, Senin.
Ia mengatakan angkutan umum perkotaan (angkot) yang beroperasi di wilayah Kota Ternate harus patuh terhadap Keputusan Walikota Ternate tentang tarif angkutan, setelah harga BBM kembali turun sejak Senin ini pukul 02.00 WIT. Harga BBM jenis premium sebelumnya Rp7.600 dan solar Rp7.250 per liter.
"Pengusaha dan pengemudi yang tidak mematuhi keputusan tersebut akan diberikan sanksi, izin operasi akan dicabut," katanya.
Menurut dia, untuk mengantisipasi adanya langkah sengaja oleh para sopir dan pengusaha, pihaknya akan melakukan pemeriksaan di lapangan jika walikota telah mengeluarkan SK mengenai tarif angkutan umum.
Tarif angkutan lama yang berlaku berdasarkan surat Keputusan Walikota Ternate nomor 01/II.9/KT/2015 tanggal 2 Januari 2015 tentang Tarif Angkutan Jalan untuk Penumpang Umum dan Mahasiswa/pelajar dalam Daerah Kota Ternate.
Tarif untuk Rute Terminal-Akehuda untuk umum turun menjadi Rp4.500, mahasiswa Rp 3.400. Rute Terminal-Tarau Rp4.500, mahasiswa Rp 3.400. Rute Terminal-Moya/Tabahawa Rp5.600, mahasiswa Rp4.250. Rute Terminal-Air Tege-Tege Rp5.600, mahasiswa Rp4.250.
Begitu pula rute Terminal-Tanah Tinggi Rp4.500, mahasiswa Rp3.400, Terminal-Jerbus Rp4.500, mahasiswa Rp3.400, Terminal-Perumnas Rp4.500, mahasiswa Rp3.400, Terminal-Ubo-Ubo Rp4.500, mahasiswa Rp3.400.
Selain itu rute Terminal-Kalumata Rp4.500, mahasiswa Rp3.400, Terminal-Jambula/Foramadiahi Rp5.600, mahasiswa Rp4.250, Terminal-Rua/Kastela Rp6.500, mahasiswa Rp4.250, dan Terminal-Taduma Rp7.500, mahasiswa Rp4.250.
Sejumlah penumpang jurusan Terminal Jambula/Foramadiahi sempat mengeluhkan ulah para sopir yang tetap bertahan dengan tarif lama Rp7.000.