Ambon (ANTARA) - Kelompok Binaan Pertamina Aviation Fuel Terminal (AFT) Pattimura, Bank Sampah Bumi Lestari Maluku, menerima kunjungan edukatif dari mahasiswa Poltekkes Kemenkes Maluku, dalam upaya meningkatkan kesadaran dan keterampilan pengelolaan limbah rumah tangga.
AFT Manager Pattimura Ambon, Febri Nur Faizin mengatakan, kegiatan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara dunia pendidikan, komunitas dan perusahaan dalam mendorong kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.
Bank Sampah Bumi Lestari Maluku katanya, telah aktif mengelola berbagai jenis limbah rumah tangga dan mendorong masyarakat untuk memilah, mengolah dan memanfaatkan sampah menjadi produk yang bermanfaat.
Keberadaannya juga berperan sebagai sarana eco eduwisata yang mampu mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, mengenai pentingnya pengelolaan sampah secara kreatif dan berkelanjutan.
“Bank Sampah Bumi Lestari Maluku bukan hanya tempat pengolahan sampah, tetapi juga menjadi ruang belajar dan wisata edukasi lingkungan (eco-eduwisata) yang menginspirasi. Kami bangga bisa mendukung inisiatif yang mampu memberi dampak sosial, ekonomi dan lingkungan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, sebagai kelompok binaan Pertamina AFT Pattimura, Bank Sampah Bumi Lestari Maluku terus menunjukkan komitmen dalam mengelola limbah secara inovatif dan berkelanjutan.
Tidak hanya berfokus pada pengurangan sampah, bank sampah ini juga aktif mengembangkan berbagai produk ramah lingkungan bernilai ekonomi, sekaligus menjadi ruang edukatif bagi masyarakat.
Melalui penguatan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk institusi pendidikan, Bank Sampah Bumi Lestari membuka peluang kolaborasi yang lebih luas untuk menciptakan perubahan nyata di tengah-tengah masyarakat.
"Diharapkan kolaborasi yang terjalin mampu memberikan dampak positif yang semakin besar bagi pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional Pertamina," kata Febri.
Dalam kunjungan ini, sebanyak 118 mahasiswa tingkat 1 dan 2 mengikuti praktik pembuatan lilin aroma terapi dari minyak jelantah, sebuah inovasi kreatif dalam pengelolaan limbah minyak bekas pakai.
Dosen Pendamping dari Poltekkes Kemenkes Maluku, Rudin Wally menjelaskan, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pembelajaran keterampilan baru, tetapi juga sarana edukasi untuk mengubah limbah menjadi barang bernilai ekonomi dan lingkungan.
Melalui pengalaman langsung di Bank Sampah Bumi Lestari Maluku, mahasiswa diharapkan mampu melihat secara konkret bagaimana limbah yang kerap dianggap tak berguna, dapat diolah menjadi produk fungsional, sekaligus memperkuat peran generasi muda dalam pelestarian lingkungan di Maluku.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari pemenuhan proses pembelajaran mahasiswa kami, khususnya terkait mata kuliah pengolahan sampah dan kewirausahaan,” ujarnya
Salah satu mahasiswa peserta kegiatan, Elsa Ramadani, menyampaikan pihaknya datang untuk mengikuti praktik pembuatan lilin aroma terapi.
“Kegiatannya seru dan sangat menarik, terutama bagi para pemuda yang tertarik untuk ikut terlibat dalam pelestarian lingkungan melalui pengelolaan sampah yang tepat. Harapannya, semoga semakin banyak muda-mudi yang tertarik untuk datang ke sini,” kata Elsa.
