Ternate, 25/8 (Antara Maluku) - Dinas Pertanian Maluku Utara (Malut) memastikan penyediaan air untuk kebutuhan pertanian, khususnya persawahan di Malut sejauh ini masih cukup, sehingga tidak ada sawah yang gagal panen akibat kekurangan air.
"Wilayah Malut saat ini memang mengalami musim kemarau, tetapi sesuai hasil pemantauan di seluruh kabupaten/kota di Malut, terutama di sentra pengembangan padi, penyediaan air untuk sawah setempat masih cukup," kata Kepala Distan Malut Musdalifa Ilyas di Ternate, Selasa.
Kalau pun ada lahan sawah yang tidak mendapat air, itu merupakan sawah tadah hujan dan petani tidak menjadwalkan penanaman di sawah itu karena mereka baru akan melakukan penanaman setelah musim hujan.
Ia mengatakan, Distan Malut bersama berbagai instansi terkait lainnya, baik dari tingkat provinsi maupun kabupaten/kota sejak awal telah melakukan langkah-langkah untuk mendukung penyediaan air pertanian, khususnya persawahan pada musim kemarau tahun ini.
Langkah-langkah itu di antaranya membenahi jaringan irigasi, bendungan dan sumber-sumber air lainnya, seperti yang dilakukan Kabupaten Halmahera Timur, sehingga penyediaan air untuk kebutuhan pertanian di daerah sentra pengembangan padi sawah itu tetap cukup selama kemarau ini.
"Di Kabupaten Halmahera Timur petani masih akan melakukan panen pada bulan September dan Oktober karena petani tetap mendapat pasokan air yang cukup untuk kebutuhan sawahnya dan kondisi ini jelas berbeda dengan di daerah lainnya di Indonesia yang justru banyak sawah kekeringan," katanya.
Distan Malut memprediksi produksi padi Malut tahun ini bisa mencapai 76.000 ton atau naik dari tahun sebelumnya hanya sekitar 72.000 ton dan produksi itu diharapkan sudah bisa memenuhi kebutuhan beras masyarakat di provinsi ini sekitar 30 persen.
Ia menambahkan, walaupun Malut masih harus mendatangkan beras dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras masyarakat setempat, tetapi ketahanan pangan di daerah ini cukup baik, karena masyarakat selain mengonsumsi beras, juga mengonsumi pangan lokal seperti sagu, ubi kayu, talas dan pisang.