Ternate (ANTARA) - Seorang jamaah haji asal Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut), bernama Fatma Thalib Arilaha (71 tahun) dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit King Faisal Abdul Aziz , Kamis (25/7) pukul 02.30 WAS, karena keluhan sesak nafas.
"Ucapan Innalillahi Wainna Ilahi Rajiun, duka yang mendalam bagi para jamaah yang tergabung dalam kloter 7 asal Malut Emberkasi Makassar, dimana Jemah haji Kloter 7 Maluku Utara Embarkasi Makassar yang meninggal dunia," kata pembimbing haji yang tergabung dalam Tim Pemandu Haji Daerah (TPHD) Malut M Iqbal Kasuba saat dihubungi ANTARA dari Ternate, Jumat.
Menurut dia, sejauh ini , sudah dua jemaah haji kloter 7 Maluku Utara Emberkasi Makassar yang meninggal yakni Suhaima Kahar, jemaah asal Tidore Kepulauan, provinsi Maluku Utara , meninggal saat tengah menanti jadwal pemberangkatan ke Saudi.
Dia menyebutkan, tim kloter 07 telah mendatangi Rumah Sakit untuk melihat secara langsung jamaah haji yang meninggal bernama Fatma Arilaha langsung dimakamkan di pemakaman Sharayya, Makkah, setelah dishalatkan di Masjidil Haram.
Sementara itu, M Iqbal Kasuba melaporkan, untuk aktivitas Jamaah haji di Makkah dengan menggunakan bus shalawat khususnya rute wilayah pemondokan haji (Syisya) bagi jamaah Emberkasi UPG, dimana jalur Syisya 2 akan menggunakan 6 halte yang dijaga oleh dua orang secara bergantian selama 1 X 24 jam.
Dimana, jarak hotel ke halte terdekat maksimal 100 meter, tetapi jarak Syisya ke Masjidil Haram 4 Km, sehingga di imbau kepada seluruh para jamaah untuk menyiapkan fisik dengan baik.
"Untuk naik dan turun para jamaah haji melalui halte, bukan di depan hotel masing masing , maka carilah halte yang terdekat dengan hotel," ujarnya.
Dia menjelaskan, bahwa Umrah perdana telah disiapkan sebanyak 6 bus ,sehingga bagi jamaah haji tidak dibenarkan melakukan umrah perdana dengan menggunakan takxi alat transportasi lain selain bus Shalawat yang telah disiapkan.
Pemberangkatan Umrah perdana ke Masjidil Haram para jamaah haji dibawa koordinasi ketua Kloter dan Ketua rombongan secara berkelompok, termasuk jam kedatangan jamaah ke Masjidil Haram dibawah koordinasi ketua Kloter.