Ambon (ANTARA) -
Musisi Timor Leste Kiara Zen mengajak musisi kota Ambon melakukan kolaborasi dan penelitian musik tradisional pasifik.
Musik Timor Leste dan Indonesia bagian timur memiliki banyak kesamaan yakni aransemen musik bahkan jenis alat musik seperti suling bambu.
"Saya tertarik dengan konsep musik pasifik, karena saat ini belum tersentuh, sehingga berfikir jika ada kesempatan, ruang dan waktu kita bisa berkolaborasi, " kata musisi Timor Leste, Kiran Zan di Ambon, Jumat.
Kolaborasi katanya, dilakukan dengan Rence Alfons pemimpin molucca Bambowind orchestra (MBO) yang telah membuat penelitan tentang ferekuansi suara suling, proses produksi suling berkualitas yang dapat menghasilkana nada yang tepat.
"Di Timor Leste belum ada penelitian seperti itu sehingga kita mau kolaborasi khususnya proyek alat musik tradisional suling bambu," katanya.
Jika dimungkinkan juga anak muda Timor Leste bisa belajar di Ambon khususnya kolaborasi musik hip hop dipadukan dengan musik tradisonal.
Saat ini kata Kiara, tantangan terbesar yang dihadapai adalah merekyatkan musik tradisonal di kalangan anak muda.
Selama ini anak muda di Timor Leste tidak ada ketertarikan untuk belajar musui tradisional karena musik ini dianggap sebagai musik kampung, terbelakang. Hal ini tentu menjadi tantangan terbesar.
"Kegiatan KMP saya coba tawarakan bagaimana kita mencoba mengawinkan musik tradisional dengan musik modern, agar anak muda mendapat peran," ujarnya.
Upaya tersebut, diupayakan anak muda mendapat peran, selanjutnya dirubah pola pikir bahwa sebetulnya pemajuan kreasi dapat dimulai dari musik tradisional.
"Jika musik tradisional tidak dipertahankan maka dipastikan kita tidak mempunyai identitas, karena identitas kita berasal dari negara bagian bara. Ini yang coba saya bagikan dalam KMP 2019 ," tandasnya.