Banda Aceh (ANTARA) - Pertengahan Mei lalu, Wakil Bupati Aceh Besar Tgk H Husaini A Wahab melepas air di pintu Bendungan Krueng Aceh di Gampong Seuneubok, Kecamatan Seulimuem, sebagai pertanda dimulainya Musim Tanam (MT) Gadu tahun ini.
Pelepasan air itu menandai dimulainya pembajakan sawah pada MT Gadu serentak tahun ini.
Melalui pelepasan air tersebut, masyarakat dapat memanfaatkan air dengan baik dan maksimal untuk mengairi areal persawahan yang hasilnya ikut menopang kebutuhan pangan untuk kawasan Kota Banda Aceh dan Sabang.
Untuk memastikan agar petani dapat memperoleh air dalam mendukung produksi hasil pertanian maka orang nomor dua di daerah itu melakukan berbagai hal.
Salah satunya adalah mengingatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh Besar untuk lebih giat lagi mengatur debit air sesuai peruntukan.
“Kami juga berharap dengan masa tanam serentak bisa sukses, sehingga petani memiliki stok bahan pangan. Apalagi di tengah pandemi COVID-19,” katanya.
Masyarakat pun dihimbau agar selalu berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan, supaya sumber air tetap terjaga serta menghindari terjadinya bencana alam yang dapat mengakibatkan rusaknya insfrastruktur.
Jika infrastruktur yang sudah dibangun terjaga maka harapannya bisa dimanfaatkan untuk jangka waktu lama, sekaligus dapat menghidupkan kembali budaya gotong royong, seperti membersihkan saluran irigasi guna menjaga supaya aliran air dapat lebih lancar.
Baca juga: BI Maluku dukung produktivitas hasil pertanian petani di Ambon
Kadis Pengairan Aceh, Adi Surya berharap kepada seluruh pemangku kepentingan dan para petani untuk menjaga dan memanfaatkan air karena tekanannya selalu terbatas.
Adi menekankan agar air yang ada dioptimalkan untuk penanaman, khususnya padi.
"Air tidak pernah cukup, jadi semua kita dapat mengefisienkan dengan menghemat,” katanya.
Jadwal tanam
Orang nomor satu di Aceh Besar, Sang Bupati, Mawardi Ali mengajak para petani di daerah setempat agar mematuhi jadwal turun ke sawah saat MT Gadu yang telah ditetapkan untuk kelancaran dan kesuksesan proses usaha tani.
Pihaknya bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait sangat komit untuk menyukseskan program pertanian yang merupakan salah satu prioritas pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan petani ini.
Ia menjelaskan kegiatan MT Gadu serentak sudah dimulai yang ditandai dengan pelepasan air untuk musim Tanam Gadu 2021 yang dipusatkan di Bendungan Seuneubok, Kecamatan Seulimuem.
Ia mengatakan distribusi air dalam sektor pertanian memegang peranan penting, karena itu pengaturan air secara adil, merata, dan bijaksana merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan bagi petani.
“Saya berharap jadwal yang telah kita tetapkan bersama dapat dipatuhi dalam upaya mencapai keberhasilan dalam musim tanam ini,” katanya.
Selain mematuhi jadwal musim tanam, Bupati juga meminta pejabat OPD terkait dan petugas pertanian lapangan (PPL) untuk selalu membimbing para petani demi menggapai hasil maksimal sebagaimana yang telah diraih Aceh Besar pada musim tanam yang lalu.
Ada pun jadwal yang telah disepakati yakni penyemaian benih direncanakan pada 25 Mei 2021 dan penanaman serentak diprediksi mulai 10 Juni 2021 dengan perkiraan panen pada Oktober 2021.
Bupati Aceh Besar menambahkan peran petani untuk mendukung program ketahanan pangan nasional sudah dibuktikan yakni dengan hasil panen mencapai 7,2 ton per hektare.
Mawardi Ali menilai, sektor pertanian sangat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang.
“Saya yakin dengan kerja sama dan kerja keras semua pemangku kepentingan, kegiatan MT Gadu ini akan meraih hasil terbaik untuk peningkatan kesejahteraan para petani di Aceh Besar,” demikian Mawardi.
Optimalkan penyuluhan
Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Besar meningkatkan penyuluhan kepada petani dalam upaya meningkatkan produktivitas pada MT Gadu.
“Salah satu langkah untuk mencapai produktivitas pertanian adalah dengan memaksimalkan pendampingan kelompok tani yang tersebar di seluruh kecamatan,” kata Kadis Pertanian Jakfar di Aceh Besar ini.
Ia menjelaskan ada beberapa program yang dilakukan untuk mencapai produktivitas tujuh sampai delapan delapan ton per hektare.
Baca juga: Belum lagi Corona usai, petani Australia dirugikan wabah tikus
Langkah itu yakni pendampingan kelompok oleh penyuluh, sekolah lapang dan metode penyuluhan lainnya sehingga petani tahu, mau dan mampu meningkatkan hasil produksi khususnya padi.
“Kami meyakini dengan meningkatnya kemampuan petani akan berdampak terhadap hasil panen,” katanya.
Menurutnya pendampingan tersebut akan terus dilakukan secara berkelanjutan sehingga upaya meningkatkan produksi dan menyejahterakan petani dapat terwujud.
Dinas PUPR Aceh Besar juga pernah menyebut penanaman MT Gadu direncanakan pada 10 Juni 2021 dengan luas lahan 10 ribu hektare.
Sementara itu, cakupan ketersediaan airnya meliputi 5.500 hektare oleh Bendungan Krueng Aceh, 3.000 hektare melalui Krueng Jreu dan 1.500 ha dari Talud dan bendungan lainnya.
Kabupaten Aceh Besar memiliki luas lahan sawah yang tersebar di seluruh kecamatan mencapai 25.692 hektare.
Karenanya, pihaknya berharap ada setitik asa agar target tanam bisa dicapai dan hasil padi pun bisa membahagiakan petani.
Baca juga: Seorang Petani rumput laut di Saumlaki ditemukan meninggal dunia