Ambon (ANTARA) - Warga Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, masih mengeluhkan kelangkaan Pertalite yang sulit didapatkan hingga SPBU di daerah itu sudah tidak dibuka lagi karena stok BBM jenis itu kosong.
Salah seorang tukang ojek, di Desa Kamal, Michael Monaten, Kamis, mengatakan SPBU di Desa Kamal, SBB, sudah tidak pernah menjual Pertalite, dan jarena stoknya kosong akhirnya tutup.
“SPBU di Kamal sudah lama tidak ada aktivitas. Masyarakat sering ke Waipirit untuk beli di SPBU di sana, tapi kalau tidak ada stoknya lagi, terpaksa masyarakat hanya bisa beli di penjual-penjual eceran. Itu pun Pertamax yang harganya berbeda jauh dengan harga Pertalite yang biasanya kami beli,” kata Michael, ketika dihubungi dari Ambon.
Ia mengaku, sudah dua minggu lebih, Pertalite tidak ditemukan di Desa Kamal, mau pun desa-desa tetangga di SBB.
“Minyak Pertalite ini sudah tidak lagi kita temukan di SPBU, mau pun di penjual-penjual enceran. Langkanya minyak Pertalite ini sudah terjadi dari akhir Maret kemarin, hingga saat ini di bulan April. Jadi kira-kira sudah dua minggu lebih,” ujarnya.
Ia menyebutkan, kelangkaan Pertalite ini, sangat menimbulkan keresahan di dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pasalnya, yang bisa ditemukan hanya BBM jenis Pertamax. Sementara harga Pertamax yang dijual pengecer harganya Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per liter.
“Yang paling dominan itu meresahkan masyarakat yang mempunyai pekerjaan sebagai tukang ojek, sebagai Supir angkutan umum, yang di mana mereka juga dilema, antara mau menaikkan harga ojek, mau pun harga tarif angkutan umum. tetapi di satu sisi mereka juga memikirkan masyarakat juga. Jangan sampai mereka menaikkan harga tarif, masyarakat resah lagi dengan tarif ini,” terangnya.
Baca juga: Warga SBB Keluhkan Pertalite selalu kosong di SPBU, bertolak belakang dengan penjelasan Pertamina
Michael berharap, selaku masyarakat kepada pemerintah Provinsi Maluku, agar dapat mengatasi masalah kelangkaan Pertalite yang terjadi sekarang hingga tidak lagi mengganggu akses perekonomian di dalam kehidupan masyarakat.
“Dengan keluhan-keluhan yang sudah kami sampaikan ini, semoga pemerintah bisa dapat mengatasinya. Karena dengan masalah-masalah yang sekarang timbul, dapat membuat kami masyarakat yang sudah susah jadi semakin susah,” tuturnya.
Selain itu, Supir truk mini di Pelita Jaya, Kecamatan Seram Barat, SBB, Samin juga mengaku, Pertalite masih susah didapatkan di sana. Beberapa hari lalu, kata Samin, Pertalite sempat ada di SPBU Waipirit, namun keesokan harinya, sudah tidak ada lagi.
Sebelumnya, di SPBU Waipirit, sudah sejak enam bulan terakhir ini tidak ada sama sekali.
“Ini kan jadi masalah ini. Jadi pertanyaan besar. Kemarin-kemarin saya sempat ke SPBU Waipirit, Pertalite ada, tapi keesokan harinya kok tidak ada lagi. Kenapa Pertalite susah sekali, sementara Pertamax harganya naik jauh sekali dari harga Pertalite,” tandasnya.
Ia berharap, secepatnya pemerintah atasi kelangkaan Pertalite ini. Sebab sudah sangat mengganggu aktivitas masyarakat.
“Jadinya kami kesusahan juga. Cari Pertalite saja susah sekali. Yang ada cuma pertamax, sementara Pertamax harganya melonjak. Tentu saja, kami masyarakat yang susah ini caranya Pertalite, karena Pertalite harganya masih terjangkau,” ucap Samin.
Baca juga: DPRD SBB minta bantuan Pemprov Maluku atasi kelangkaan Pertalite
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mendesak pemerintah pusat mau pun pemerintah provinsi Maluku untuk segera menyalurkan BBM jenis Pertalite ke Kabupaten SBB.
“Kami meminta dengan tegas, kepada pemerintah pusat mau pun Provinsi untuk segera menyalurkan BBMnya jenis Pertalite ke kabupaten SBB,” kata anggota DPRD SBB, Asmat Tamalene.
Ia menyebutkan, dalam Badan pengatur hilir minyak dan gas bumi (BPH Migas), itu sudah membagi kuota per kabupaten masing-masing, namun sampai sekarang, lanjut Asmat, kuota di SBB tidak ada sama sekali.
“Kami meminta kepada pemerintah pusat mau pun provinis untuk melihat atau memperhatikan kuota Pertalite di SBB juga, kuotanya kan sampai saat ini tidak terealisasikan dengan baik,” pintanya.
Sementara itu, Pertamina Maluku sebelumnya sudah berjanji untuk menyalurkan Pertalite secepatnya, dan akan fokus pada SPBU SBB, namun hingga sekarang, hal itu belum terealisasi seperti apa yang dikatakan masyarakat.
“Yaudah nanti kita langsung tambah pasokan di sana. Hari ini kita udah bisa langsung lanjutin dan minggu ini kita konsentrasi di situ,” kata Sales manager area retail pertamina mor VIII Maluku Papua, Wilson Eddi Wijaya, awal April 2022.
Baca juga: Pertamina akui SPBU Ambon tidak jual Pertalite di hari Minggu