Ambon (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku telah melepasliarkan 68 satwa ke kawasan Suaka Alam Sungai Nief di Kabupaten Seram Bagian Timur.
Satwa yang pada Sabtu (28/5) dilepas ke Suaka Alam Sungai Nief meliputi tiga buaya muara, empat kasuari gelambir ganda, 13 burung perkici pelangi, 39 burung nuri maluku, delapan burung nuri bayan, dan satu kasturi tenguk ungu.
Menurut Kepala BKSDA Maluku Danny H. Pattipeilohy di Ambon, Senin, satwa liar yang dilepas ke Suaka Alam Sungai Nief terdiri atas satwa serahan warga, satwa yang diamankan dalam kegiatan patroli di wilayah kerja Kantor Seksi Konservasi Wilayah II Masohi, Resort Pulau Ambon, dan Resort Pulau Banda, serta satwa pindahan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur.
"Membutuhkan waktu dan proses yang panjang hingga akhirnya satwa-satwa tersebut siap dan layak untuk dilepasliarkan ke habitat aslinya," kata dia.
Baca juga: Kuota pendakian Binaiya berpeluang dibuka hingga 70 persen, begini penjelasannya
Ia menjelaskan bahwa 68 satwa liar yang dilepas ke Suaka Alam Sungai Nief telah menjalani proses karantina, rehabilitasi, dan pemeriksaan kesehatan di Kandang Transit Passo di Kota Ambon dan Stasiun Konservasi Satwa Masohi.
Pemeriksaan kesehatan satwa, ia melanjutkan, dilakukan untuk memastikan satwa sehat secara fisik, bebas dari penyakit, dan sudah layak dilepas ke alam liar.
Danny berharap 68 satwa yang dilepas ke Suaka Alam Sungai Nief bisa segera beradaptasi dengan lingkungan baru mereka.
Ia juga mengimbau masyarakat mendukung upaya pelestarian satwa endemik Kepulauan Maluku, seperti nuri maluku dan nuri bayan yang hanya dapat ditemui di wilayah Pulau Seram, Pulau Buru, Kepulauan Aru, dan Pulau Halmahera.
Baca juga: Inspiratif, pembalak liar Vietnam beralih jadi pemandu wisata rimba