Ambon (ANTARA) - Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Kevin Burnett berharap laboratorium energi surya di Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, yang baru diresmikan bisa meningkatkan penelitian energi berkelanjutan dan ramah lingkungan di Provinsi Maluku.
"Keberadaan Lab (surya-Red) ini akan memberikan kesempatan pelatihan baru kepada mahasiswa, alumni, operator, dan teknisi untuk berkontribusi pada peningkatan keberlanjutan proyek energi surya di Maluku," kata Dubes Kevin Burnett pada peresmian laboratorium tenaga surya Pungao Pattimura Mini-grid training Lab, di Unpatti Ambon, Senin.
Penegasan Dubes Selandia Baru ini disampaikan secara virtual dalam kegiatan tersebut yang dihadiri oleh Rektor Unpatti Prof. M.J Sapteno, Kepala Bappeda Maluku Anthon Lailossa, dan General Manager PT. (Persero) PLN Wilayah Maluku-Malut, Adams Yogasara.
PLTS dibangun menggunakan sistem AC Coupling yang yang terdiri dari panel surya berkapasitas 5,67 KWp dan baterai dengan kapasitas 15,36 KWh sementara instalasi terdiri dari mini-grid yang rangkaiannya saling terhubung dapat beroperasi, baik di dalam maupun di luar jaringan dan berguna untuk mensuplai beban darurat.
Rektor Unpatti Prof, M.J Sapteno mengatakan, masalah energi saat ini menjadi isu penting di dunia termasuk Maluku, sehingga sangat dibutuhkan kerjasama dalam membangun energi yang berkelanjutan.
"Energi listrik kita di Maluku juga menjadi masalah sejak dahulu karena wilayah geografis yang terdiri dari banyak pulau," kata Rektor.
Baca juga: Unpatti Ambon miliki laboratorium energi surya pertama di Maluku
Program ini didanai oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru yang bermitra dengan perusahaan PT. PLN (Persero) serta Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM untuk program New Zeland-Maluku Acces to Renewable Energy Support (NZMATES).
Programnya yang diimplementasikan oleh perusahaan energi terbarukan New Zealand Infratec Ltd dan Yayasan Mercy Corps Indonesia ini, bertujuan untuk meningkatkan penyerapan energi yang terjangkau, andal, dan terbarukan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan pembangunan ekonomi di Maluku.
"Laboratotium ini tugasnya adalah melakukan berbagai kajian mendalam serta memberikan masukan kepada pemerintah," ujarnya.
Menurut dia, meski pun terdapat potensi sumberdaya alam di bidang perikanan yang banyak tetapi kalau sumberdaya energinya bermasalah maka tidak akan bisa menjadi daerah pengeksport ikan dengan baik.
"Ketahanan energi menjadi sangat penting dan saya berharap Fakultas Teknik Unpatti Ambon bisa bekerjasama dengan pihak PLN dan Pemda untuk mencari alternatif pemecahannya dengan menggunakan energi terbarukan supaya kita bisa keluar dari masalah ini," ucap Rektor.
Dia mencontohkan di Kabupaten Kepulauan Aru seperti pulau lain di luar Kota Dobo yang energi listriknya sangat bermasalah.
"Sistem mengeringkan ikan seperti yang dibuat oleh Tiongkok juga membutuhkan energi, dan saya melihat ada beberapa yang mulai mengembangkan tekonologi seperti itu di Kepulauan Aru sehingga perlu dipelajari oleh Fakultas Teknik agar bisa membantu masyarakat," kata Rektor.
Baca juga: PLN siap bantu pengembangan SDM Fakultas Teknik Unpatti
Jadi dengan adanya laboratorium ini bisa dikembangkan kerjasama lebih besar dengan Selandia Baru, karena di negara itu 80 persen menggunakan teknologi panas bumi yang mengalirkan energi listrik kepada warganya.
Sehingga sumber-sumber panas bumi yang ada di Maluku seperti Pulau Ambon, Seram, Saparua, atau Lease misalnya bisa diteliti dan memberikan masukan kepada pemerintah.
"Maka lewat kerjasama ini, Unpatti akan berperan bersama Bappeda provinsi untuk kepentingan pemprov dan pemkab/pemkot untuk memulai," kata Rektor.
Kepala Bappeda Maluku, Anthon Lailosa mengatakan, kerjasama ini sangat strategis dalam membantu program rencana umum energi daerah, salah satunya bekerjasama dengan Unpatti Ambon untuk melakukan pelatihan melalui laboratorium.
"Lab surya ini sangat berguna seperti bantuan-bantuan dari kementerian atau swasta yang membuat solar sel, lalu suatu saat mengalami gangguan tekhnis maka tenaga yang dibutuhkan bisa dilatih di sini," ujar Anthon.
Pemda selama ini bekerjasama dengan Unpatti dan siap memberikan dukungan termasuk dari pemerintah pusat, sehingga pembangunan energi terbarukan itu lebih besar cakupannya.
Baca juga: PLN gelontorkan Rp87,7 T untuk proyek kelistrikan sepanjang 2021