Jakarta (ANTARA) - Piala Dunia Qatar 2022 didominasi oleh kekhawatiran atas perlakuan negara Teluk itu terhadap kaum migran, perempuan, dan komunitas LGBTQ.
Kelompok HAM dan media menyebutkan ribuan pekerja mungkin tewas di lokasi-lokasi pembangunan infrastruktur. Pemerintah menyebut klaim itu "keterlaluan dan ofensif", dan mengatakan sedang mempertimbangkan langkah "hukum" demi mempertahankan martabat negara itu.
Kapten Belanda Virgil van Dijk mengatakan pemain "tidak buta atau tuli" terhadap kekhawatiran mengenai perlakuan kepada pekerja migran yang menjadi sorotan menjelang Piala Dunia di Qatar.
"Jelas kami tidak buta, kami tidak tuli," kata Van Dijk.
Baca juga: Lionel Messi enggan jagokan Argentina juara Piala Dunia, kok bisa?
Van Dijk dan anggota skuad lainnya bertemu dengan sekitar 20 pekerja pada akhir sesi latihan Kamis di Doha dengan memberikan tanda tangan dan bermain sepak bola dengan mereka.
"Itu adalah hal yang kita semua inginkan sebagai sebuah kelompok. Itulah mengapa kami memulai proses ini dan senang bertemu dengan mereka serta agak mengenal mereka," kata kapten timns Belanda itu seperti dikutip AFP.
Federasi sepak bola Belanda berencana melelang kaus yang akan dikenakan tim dalam Piala Dunia ini yang hasilnya hasilnya akan disalurkan "untuk memperbaiki situasi pekerja migran di Qatar".
"Kami melihat semua outlet berita mengatakan begitu banyak hal terjadi di sini, jadi bagi kami ada baiknya untuk mengutarakan pendapat sendiri."
Baca juga: Sadio Mane keluar dari Piala Dunia 2022, keuntungan untuk Timnas Belanda