Ambon (ANTARA) - Aktivitas belajar mengajar para siswa dan guru di Kecamatan Dawera-Dawelor khususnya di Desa Watuwey belum berjalan normal pascagempa bumi tektonik magnitudo 7,5 pada Selasa, (10/1) dinihari pukul 02:47:34 WIT.
"Khusus di desa kami sudah ada sarana pendidikan mulai dari jenjang kelompok bermain, Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, hingga SMA," kata Kepala Desa Watuwey, Erlely Wardulianus yang dihubungi dari Ambon, Kamis.
Namun sejak terjadi bencana gempa bumi tektonik, seluruh warga desa sekitar 400-an orang mengungsi ke Gunung Erola dan tetap bertahan di sana.
"Mereka masih merasa trauma dengan guncangan gempa kemarin yang berlangsung sekitar 10 detik dan menyebabkan kerusakan rumah," jelas Erlely.
Baca juga: Tim Pushidrosal TNI AL teliti fenomena pulau baru di KKT
Kemudian dengan kondisi seperti maka secara otomatis kegiatan belajar mengajar tidak berjalan dengan baik.
Sementara Kepala Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Maluku Barat Daya, James R. Likko sebelumnya menjelaskan, pascagempa bumi tektonik magnitudo 7,5 warga memang mengungsi ke gunung karena ada ancaman tsunami.
Namun beberapa saat kemudian BMKG mencabut kembali peringatan tersebut dan kepala desa bersama Camat setempat telah mengimbau warga untuk kembali ke desa mereka.
"Hari ini Kepala Inspektorat Kabupaten MBD mewakili bupati juga telah memberikan paparan tentang dampak gempa magnitudo 7,5 di hadapan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto saat transit di Bandara Internasional Pattimura Ambon," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Maluku tetapkan tanggap darurat bencana KKT dan MBD, begini penjelasannya
Kepala BNPB bersama rombongan melakukan kunjungan ke Kabupaten Kepulauan Tanimbar untuk melihat kondisi kerusakan bangunan dan fenomena munculnya pulau baru di wilayah itu setelah dilanda gempa bumi pada Selasa, (10/1).
BMKG juga merilis data gempa bumi tektonik magnitudo 4,8 kembali terjadi pada Rabu, (11/1) 2023 pukul 18:53:30 WIB.
Pusat gempa berada di kedalaman 56 Km dengan jarak 43 Km barat laut Larat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar dengan skala MMI dirasakan II-III di wilayah Molu Maru.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Aktivitas belajar mengajar di desa watuewy belum jalan