Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membeberkan alasan mengapa reformasi paradigma pendidikan dokter di Indonesia diperlukan dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan dokter spesialis di Tanah Air.
"Kita pertama punya masalah dari sisi jumlah, kita harus mengejar 70 ribu (kebutuhan dokter spesialis). Produksi kita 2.700 per tahun sekarang, it will take 26 years," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam kegiatan Peluncuran Program Akselerasi Pemenuhan dan Distribusi Dokter dan Dokter Spesialis di Jakarta, Selasa.
Menkes Budi juga menjelaskan alasan selanjutnya adalah persoalan distribusi dokter yang belum merata di Indonesia.
"Tapi bukan berarti masalah kita hanya di distribusi. Masalah kita yang paling besar kenapa kita tidak bisa mendistribusikan, karena jumlah dokter kita kurang," ucap Menkes.
Dalam upaya penambahan jumlah dokter, lanjut Menkes, tidak hanya bisa menggunakan cara konvensional seperti menyekolahkan para dokter dengan menggunakan skema beasiswa.
Menkes menjelaskan seorang dokter memerlukan setidaknya Rp1 miliar untuk menjadi seorang dokter spesialis.
Sehingga, lanjut dia, jika memperbanyak jumlah dokter spesialis melalui jalur beasiswa, maka negara membutuhkan setidaknya Rp70 triliun, dengan catatan saat ini negara membutuhkan sekitar 70.000 dokter spesialis lagi.
"Dengan kepercayaan Pak Presiden, tidak mungkin dua tahun (sesuai target). Tapi we will do something, reform. Kita akan reform sesuatu. Supaya ini bisa jangan sudah 80 tahun, kita harus lakukan sesuatu," ujar Menkes.
Oleh karena itu Menkes Budi memaparkan konsep paradigma baru pendidikan dokter harus diimplementasikan, yakni pendidikan dokter dengan bekerja sama dengan rumah sakit-rumah sakit umum.
Ia menjelaskan hal tersebut dirumuskan dengan studi banding kepada beberapa negara maju, antara lain Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat, yang menggunakan sistem pendidikan dokter serupa.
"Mereka bekerja, mereka mendapatkan gaji, tidak usah bayar uang kuliah dan juga boleh bekerja. Sehingga dengan demikian jauh lebih murah dari sisi biaya negara dan jauh lebih tersebar perekrutannnya. Karena yang rekrut aja rumah sakit-rumah sakit lokal, yang diupgrade mutunya," papar Menkes.
"Putra-putra daerah akan mendapatkan kesempatan yang baik. Tidak usah dia bersaing dengan orang-orang dari Jakarta atau dari Bandung. Ini sebenarnya kita pakai bagaimana caranya kita bisa mengembangkan pendidikan ini." tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes beberkan alasan perlunya reformasi paradigma pendidikan dokter