Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah kota Ambon menyiapkan konsep pagelaran seni budaya lokal sebagai wujud implementasi penetapan Ambon sebagai kota musik.
"Kami sedang menyiapkan konsep pagelaran seni budaya lokal dengan menampilkan musisi lokal setiap bulan. Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud penetapan Ambon sebagai kota musik oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu dan Wali kota Ambon, Richard Louhenapessy pada 8 Oktober 2011," kata Wakil Wali kota Ambon, Sam Latuconsina, Rabu.
Menurut dia, kegiatan ini berbentuk pagelaran seni budaya dan akan berlangsung setiap bulan dan difokuskan di kawasan taman Pattimura dan Monumen Gong Perdamaian Dunia (GDP).
"Kegiatan yang dijadwalkan setiap awal bulan itu akan dikoordinasikan dengan pihak ketiga, sehingga diharapkan menjadi industri baru bagi pelaku seni di kota ini," katanya.
Pagelaran seni ini, kata Latuconsina, akan menampilkan beragam tarian, kebudayaan dan musisi lokal sehingga dapat dinikmati warga kota maupun wisatawan mancanegara.
"Warga kota dapat menyaksikan pagelaran ini sebagai wujud pelestarian budaya, sekaligus ajang promosi kepada wisatawan yang sedang berkunjung di Ambon," katanya.
Ia menjelaskan, kegiatan ini juga akan menjadi program pemerintah ke depan sebagai sarana pengembangan pariwisata Ambon.
"Fakta membuktikan orang Ambon memiliki talenta bermusik dan kearifan lokal yang tinggi, karena itu kegiatan ini tidak hanya menjadi wacana tetapi akan diwujudkan dalam atraksi seni," ujarnya.
Diakuinya, musik adalah bahasa universal yang mampu menembus segala perbedaan dan sekat yang memisahkan hubungan persaudaraan.
"Musik juga mampu menjembatani hubungan serta perbedaan bahasa, suku dan agama. Karena itu musik serta kebudayaan lokal harus dilestarikan dengan baik agar tidak tergerus arus modernisasi," kata Latuconsina.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga diharapkan menjadi pemersatu hubungan Pela Gandong antar warga kota Ambon paska konflik antarwarga 11 September 2011.
"Kita akan pakai ini sebagai saran pemersatu hubungan persaudaraan sehingga segala bentuk upaya provokasi dapat ditepis dengan kegiatan seni budaya," ujar Sam Latuconsina.