Ambon (ANTARA) - Badan Keamanan Laut Zona Maritim Timur melakukan pembinaan terhadap 30 warga yang tergabung dalam Relawan Penjaga Laut nNusantara (Rapala) mewujudkan keamanan dan keselamatan di laut.
Kepala Zona Bakamla Timur Laksma Haris Djoko Nugroho di Ambon Selasa menyampaikan posisi strategis wilayah Maluku yang 92 persen merupakan lautan mempunyai sumber daya dan potensi kelautan yang melimpah sehingga perlu dijaga termasuk dengan melibatkan relawan dari warga setempat.
Ia menyampaikan hal itu pada kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir pada wilayah perairan Ambon dengan melaksanakan pembinaan kepada Rapala selama dua hari pada 10-11 Juli 2023.
Menurut dia dalam menjaga sumber daya dan potensi alam tersebut diperlukan kepedulian, pengetahuan masyarakat serta sinergi dan kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah dalam suatu tindakan nyata dan berdampak positif.
"Kekayaan sumber daya laut yang dimiliki Maluku merupakan salah satu anugerah yang perlu dijaga kelestarian laut serta sumber daya di dalamnya," katanya.
Ia mengatakan peran pemerintah dalam melakukan pembinaan dan komunikasi kepada masyarakat merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian sumber daya dan potensi kelautan yang ada di Perairan Ambon.
Karena itu pihaknya melakukan pembinaan kepada Rapala ini tema Pembinaan Rapala Tanggap Bencana dan juga Sosialisasi Psikologi Sosial Pasca Bencana.
Kegiatan tersebut menghadirkan pembicara dari pemangku kepentingan terkait yang ahli pada bidangnya, yaitu BPBD Provinsi Maluku dan Basarnas Ambon.
Selain itu ada juga narasumber dan Pembicara dari BPBD Provinsi Maluku John M. Hursepuny, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan dan Fretha J. Kayadoe, Analis Kebencanaan Ahli Muda.
Sedangkan dari Basarnas Ambon oleh Fredy Piris, Penata Kelola Pencarian dan Pertolongan, Adriano Stenhard Tuhuleruw Rescuer Terampil.
Rapala merupakan simpul untuk menjaga wilayah laut dan kedaulatan maritim di Indonesia timur, terutama di wilayah Maluku.
Data Dinas Perikanan dan Kelautan Maluku menyatakan luas laut Maluku mencapai 658.294 kilometer persegi (KM2) atau setara 92,4 persen dari total luas wilayahnya yang mencapai 712.479 KM2.
Karena itu Maluku bisa dikatakan "rentan" untuk dijaga karena karakteristik geografisnya. Jumlah dan kemampuan TNI, Polri dan unsur maritim lainnya saat ini masih belum sebanding dengan luas wilayah kerjanya.
Aktivitas kejahatan, seperti pencurian ikan oleh nelayan asing, peredaran narkoba, hingga penyelundupan senjata, menjadi ancaman yang nyata di daerah tersebut.
Oleh sebab itu melalui Rapala dapat meningkatkan kesadaran warga di tataran akar rumput untuk menjaga NKRI di laut.