Ambon (ANTARA) - Deputi I Kantor Staf Kepresidenan RI Febry Calvin Tetelepta menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku akibat keselip lidah saat mengucapkan pakaian adat yang dikenakan Presiden Jokowi dari Kabupaten Maluku Barat Daya.
"Dalam konteks itu kemarin ketika saya menjadi juru bicara Istana Kepresidenan untuk membahas tentang pidato kenegaraan Presiden, kami terkejut dan merasa senang karena Presiden memakai baju adat Tanimbar, Maluku," kata Febry di Ambon, Jumat malam.
Menurut dia, merupakan sebuah simbol kalau Presiden punya hati kepada Maluku khususnya kepada Tanimbar dan ini adalah tindak lanjut kunjungan kepala negara ke wilayah itu beberapa waktu lalu.
"Saya keselip lidah kemarin dan meminta maaf karena salah menyebutkan daerah Tanimbar tetapi Maluku Barat Daya, padahal seharusnya yang dimaksudkan adalah Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang sebelumnya menggunakan nama Kabupaten Maluku Tenggara Barat," jelas Febry.
Kabupaten Maluku Tenggara Barat ini awalnya mencakup wilayah Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten MBD, kemudian berubah menjadi KKT setelah pemekaran wilayah MBD.
"Saya harus minta maaf dari masyarakat KKT akibat keselip lidah dan pasti warga di sana kecewa atau tersinggung, tetapi dari lubuk hati yang dalam secara pribadi itu adalah kemanusiaan saya yang salah sebut," tandasnya.
Tetapi intinya adalah dia memahami bagi masyarakat Tanimbar, pakaian adat itu bukan hanya sekedar simbol namun merupakan spiritualitas masyarakat, dimana mereka mengekspresikan simbol- simbol budaya dalam bentuk pakaian.
"Dan sebagai rakyat Maluku, kami merasa senang karena Presiden mengenakan baju adat Maluku, khususnya pakaian tenun khas rakyat Tanimbar," ucapnya.