Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku bersama Gereja Protestan Maluku (GPM) membangun gereja seluas 741 meter persegi di kawasan Rumah Tiga Kota Ambon.
"Pembangunan sebuah rumah ibadah, merupakan bagian dari proses pembangunan jemaat, artinya agar umat dapat beribadah dengan khusyuk, maka diperlukan sebuah gedung Gereja yang representatif, yang memungkinkan berbagai aktivitas peribadatan dan pelayanan dapat dilakukan," kata Penjabat Gubernur Maluku Sadali Ie di Ambon, Jumat.
Hal itu dikatakan saat peletakan batu penjuru pembangunan gedung baru gereja Kehidupan, Jemaat GPM Rumahtiga yang dilaksanakan bertepatan dengan HUT GPM ke-89.
Dijelaskannya, pembangunan gedung gereja ini, memiliki estimasi total l anggaran biaya sebesar Rp4.341.000.000.
Sadali mengatakan pembangunan gedung Gereja Kehidupan ini, sekaligus menegaskan bahwa pembangunan gedung gereja ini didasari dan dilandasi pada kuasa Tuhan, yang akan senantiasa menyertai proses tahapan pembangunan gedung gereja itu.
Oleh sebab itu kata dia pembangunan gedung gereja ini, patut mendapat dukungan dan partisipasi yang optimal dari warga jemaat termasuk dalam membangun relasi dengan berbagai pihak yang dapat menopang pembangunan gedung gereja itu.
Baca juga: Pemprov Maluku tingkatkan produktivitas UMKM lewat digitalisasi jangkau pasar luas
Ia menambahkan, dalam pembangunan ada berbagai dinamika yang dihadapi, tetapi dirinya percaya bahwa dengan adanya kebersamaan dan kerja sama seluruh potensi warga jemaat, maka pembangunan gedung gereja itu akan menjadi tugas yang dilaksanakan dengan penuh sukacita.
“Semoga peletakan batu penjuru ini menjadi awal yang baik, bagi setiap pelayan dan umat, untuk semakin bersemangat dan berkomitmen untuk melakukan pembangunan ini pada waktunya, percayalah bahwa ketika Tuhan yang menjadi dasar pembangunan maka semua akan berlangsung dengan sukses,” ungkap Sadali.
Sementara itu Ketua MPH Sinode GPM, Pdt Elifas Maspaitella mengatakan Gereja Kehidupan merupakan gereja pertama yang dibangun orang Rumahtiga saat kembali dari pengungsian pascakonflik kemanusiaan, peristiwa itu terjadi pada 6 September 2005 dan panitia pembangunan memilih waktu yang sama untuk memilih peletakan batu penjuru gedung baru gereja Kehidupan.
Menurutnya, pentingnya membangun gereja Kehidupan adalah suatu momentum baru orang Rumahtiga dalam semangat kehidupan yang baru, kita harus melupakan derita masa lampau, harus melupakan amarah, dengki dan dendam.
“Kita harus ada dalam kehidupan yang penuh damai, yang terbuka, kehidupan yang memberi untuk menyongsong masa depan yang lebih cerah, itu akan menjadi kekuatan spiritual bagi Rumahtiga yang baru,” kata Maspaitella.
Dia menambahkan dari sisi yang lain, Rumahtiga punya tanggung jawab yang harus terpulihkan, menjamin masyarakat sebagai satu lingkungan yang kondusif, sebab berada di tengah-tengah dua perguruan tinggi besar dan juga sekolah-sekolah yang akan menjadi jemaat lingkar kampus yang akan terus menopang terlaksananya pendidikan sebagai sumber daya manusia menuju masa depan yang baru.
Baca juga: Pemprov Maluku susun kajian lingkungan dalam RPJMD 2025-2029