Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi bergerak menguat di tengah sikap 'wait and see' pelaku pasar terhadap kebijakan Bank Indonesia (BI) dan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka menguat 20,60 poin atau 0,26 persen ke posisi 7,832,52. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,02 poin atau 0,42 persen ke posisi 963,38.
"Bank Indonesia (BI) diyakini menahan suku bunga acuan dalam pertemuan tersebut. Saham-saham bank atau yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti properti dan otomotif diperkirakan mengalami peningkatan aktivitas (fluktuasi) sebagai respon FOMC dan antisipasi RDG BI tersebut," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, pasar keuangan Indonesia pada pekan ini akan diiringi oleh rilis neraca perdagangan beserta ekspor dan impor Indonesia, yang diproyeksikan masih berada di zona surplus periode Agustus 2024.
Surplus kali ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya di tengah harga komoditas crude palm oil (CPO) yang meningkat.
Konsensus memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Agustus 2024 akan mencapai 1,82 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa (17/09) dan Rabu (18/09) pekan ini.
Dari mancanegara, pada Kamis (19/09) dini hari waktu Indonesia, bank sentral AS The Fed akan merilis hasil Federal Open Meeting Committee (FOMC) termasuk suku bunga acuan The Fed dan Summary Economic Projections (SEP) yang berisi dot plot matrix.
Saat ini pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan 100 perse memangkas suku bunga acuannya antara 25 basis poin (bps) atau 50 bps, dan apabila The Fed benar-benar memangkas suku bunganya, hal ini cenderung disambut positif oleh pelaku pasar khususnya dalam jangka panjang.
Sementara itu, bursa saham AS Wallstreet ditutup ditutup bervariasi pada Senin (17/0 9) karena investor menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Indeks S&P 500 naik 0,13 persen, ditutup pada 5.633,09, indrks Dow Jones yang terdiri dari 30 saham naik 228,30 poin, atau 0,55 persen berakhir di 41.622,08, sedangkan indeks Nasdaq Composite, yang didominasi oleh saham teknologi, turun 0,52 persen menjadi 17.592,13.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 535,90 poin atau 1,46 persen ke 36.045,89, indeks Hang Seng menguat 154,16 poin atau 0,88 ke 17.576,27, dan indeks Straits Times menguat 24,90 poin atau 0,70 ke 3.595,33.
Sementara itu, indeks Shanghai (China) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.
IHSG dibuka menguat 20,60 poin atau 0,26 persen ke posisi 7,832,52. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,02 poin atau 0,42 persen ke posisi 963,38.
"Bank Indonesia (BI) diyakini menahan suku bunga acuan dalam pertemuan tersebut. Saham-saham bank atau yang sensitif terhadap perubahan suku bunga, seperti properti dan otomotif diperkirakan mengalami peningkatan aktivitas (fluktuasi) sebagai respon FOMC dan antisipasi RDG BI tersebut," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, pasar keuangan Indonesia pada pekan ini akan diiringi oleh rilis neraca perdagangan beserta ekspor dan impor Indonesia, yang diproyeksikan masih berada di zona surplus periode Agustus 2024.
Surplus kali ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya di tengah harga komoditas crude palm oil (CPO) yang meningkat.
Konsensus memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Agustus 2024 akan mencapai 1,82 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa (17/09) dan Rabu (18/09) pekan ini.
Dari mancanegara, pada Kamis (19/09) dini hari waktu Indonesia, bank sentral AS The Fed akan merilis hasil Federal Open Meeting Committee (FOMC) termasuk suku bunga acuan The Fed dan Summary Economic Projections (SEP) yang berisi dot plot matrix.
Saat ini pelaku pasar berekspektasi bahwa The Fed akan 100 perse memangkas suku bunga acuannya antara 25 basis poin (bps) atau 50 bps, dan apabila The Fed benar-benar memangkas suku bunganya, hal ini cenderung disambut positif oleh pelaku pasar khususnya dalam jangka panjang.
Sementara itu, bursa saham AS Wallstreet ditutup ditutup bervariasi pada Senin (17/0 9) karena investor menunggu pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Indeks S&P 500 naik 0,13 persen, ditutup pada 5.633,09, indrks Dow Jones yang terdiri dari 30 saham naik 228,30 poin, atau 0,55 persen berakhir di 41.622,08, sedangkan indeks Nasdaq Composite, yang didominasi oleh saham teknologi, turun 0,52 persen menjadi 17.592,13.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 535,90 poin atau 1,46 persen ke 36.045,89, indeks Hang Seng menguat 154,16 poin atau 0,88 ke 17.576,27, dan indeks Straits Times menguat 24,90 poin atau 0,70 ke 3.595,33.
Sementara itu, indeks Shanghai (China) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG menguat di tengah 'wait and see' kebijakan BI dan The Fed