Ternate (ANTARA) - Kepolisian Daerah Maluku Utara menyebutkan sejumlah kepolisian resor (polres) dan kepolisian sektor (polsek) telah memanfaatkan lahan tidur yang ada untuk menanam tanaman pangan guna mendukung program pemerintah, terutama untuk ketahanan pangan.
Kepala Bidang Humas Polda Malut, Kombes Pol Bambang Suharyono di Ternate, Rabu, mengatakan, pihaknya mendorong seluruh jajaran mulai dari polres hingga polsek untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk bercocok tanam, guna mendukung program pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Oleh karena itu, dia mengatakan sudah banyak polres dan polsek telah melaksanakan instruksi dari institusi kepolisian dalam mendukung ketahanan pangan di daerah.
Hal itu, ditunjukkan berbagai polsek, terutama di Pulau Halmahera dalam upaya mendukung program ketahanan pangan.
Di Polsek Wasile Selatan misalnya, mereka memanfaatkan lahan kosong di pekarangan kantor untuk bercocok tanam. Hasilnya, berbagai tanaman seperti jagung, kangkung, bayam dan daun bawang tumbuh subur dan siap panen.
Kapolsek Wasile Selatan, Iptu Nurmala Ismail dihubungi terpisah menjelaskan inisiatif ini merupakan bentuk nyata kepedulian Polsek dalam mendukung ketahanan pangan di wilayahnya.
"Kami ingin menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan lahan yang ada, kita bisa menghasilkan bahan pangan sendiri sekaligus menginspirasi masyarakat untuk melakukan hal serupa," ujarnya.
Program ini telah berjalan selama beberapa bulan dengan melibatkan personel Polsek Wasile Selatan yang secara rutin merawat tanaman agar dapat tumbuh dengan optimal.
Selain berkontribusi pada ketahanan pangan, langkah ini juga diharapkan dapat membantu warga memenuhi kebutuhan sehari-hari serta mendorong mereka untuk mengoptimalkan lahan kosong di sekitar tempat tinggal.
"Kami berharap masyarakat tergerak untuk bercocok tanam di pekarangan rumah mereka, sehingga bisa lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan," katanya.
Sebelumnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malut mendorong kerja sama antardaerah di Malut, setelah Pulau Halmahera sebagai penghasil beras di Malut mengalami penurunan produksi dalam tiga tahun terakhir.